Friday, August 17, 2018

Upacara antara agenda pemerintah dengan memaknai kemerdekaan

Hari ini tepat 73 tahun Indonesia merdeka, tepat 73 tahun sudah kita merayakan hari kemerdekaan RI. Pelaksanaan hari kemerdekaan RI pun masih semeriah dan penuh dengan celebration yang berbeda-beda di setiap institusi tak terkecuali sekolah.

Sekolah merayakan kemerdekaan dengan melaksanakan upacara bendera, bagi guru dan siswa melaksanakan upacara adalah hal yang penting untuk mengenang kembali jasa-jasa pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.

Walaupun rutin setiap Senin diadakan disekolah,upacara pengibaran bendera tentu dimaknai secara berbeda oleh siswa dan guru. Butuh atribut spesial, persiapan yang lebih, menguras energi pengurus OSIS dan ekskul pendukung sehingga pelaksanaan upacara bendera menjadi punya makna.

Dilema perayaan kemerdekaan Indonesia khususnya sekolah akhir-akhir ini jadi semacam tempat propaganda pemerintahan. Agenda- agenda pemerintah menjadi pembahasan dalam upacara  event besar yang di lakukan di sekolah.

Sebagai contoh perayaan hari lahir Pancasila yang baru ada di zaman Jokowi digunakan untuk mensosialisasikan kaum intoleran yang secara tidak langsung adalah kubu oposisi dalam segi ormas dan partai politik. Pesannya jelas disampaikan pada saat pembina upacara memberikan amanatnya sudah tersedia teks yang sudah disiapkan.

Setahun kemudian penyampaian upacara dihari kesaktian Pancasila jadi ajang sosialisasi BPIP yang pada saat itu menjadi kontroversi saat pengurus intinya mendapat gaji ratusan juta. Pesan disampaikan presiden dalam teks yang sudah di persiapkan disebar dan wajib dibacakan para pembina upacara.

Entah apa cuma di SMA dan SMK malah lebih prihatin bila teks itu sampai ke jenjang SD dan SMP.

Yang pasti upacara bagi saya jadi hal yang tidak menarik, kebetulan saya peserta upacara dan tetap mengikuti upacara sejak era Megawati berkuasa. Namun, yang saya ingat pembina upacra pada saat itu mempersiapkan diri dalam bagai event upacara dengan suguhan moralitas dan rasa kasih sayang serta aturan-aturan kehidupan.

Hari ini 73 tahun Indonesia merdeka saya menyaksikan bahwa apa yang disampaikan pembina upacara sepeti hidden agenda untuk mensosialisasikan bahwa Indonesia sudah berada dalam trek. Hingga pembacaan doa pun harus di susun teks nya.

Jadi tak menarik lagi upacara sepertinya hari ini. Kalau ada niat mempertahankan digdaya politik golongan. Padahal kami semua tetap berdiri untuk melanjutkan perjuangan founding father bangsa ini yang sebelumnya berjuang tanpa membedakan golongan.

Share:

Friday, August 10, 2018

Melatih anak berjalan dengan bertelanjang kaki

Belajar berjalan dengan berjalan kaki ternyata amat bermanfaat untuk anak. Sementara banyak orang tua yang khawatir anaknya terluka ternyata hal itu sesungguhnya kekhawatiran tidak beralasan.

Menurut peneliti dari New Zealand bahwa berlatih jalan kaki bagi anak yang baru belajar berjalan akan membuat struktur kaki anak lebih baik. Para peneliti mengumpulkan informasi tentang kebiasaan memakai sepatu pada 714 anak laki-laki diarea penduduk yang tinggal di daerah Auckland,Selandia Baru.

Berikut hasil penelitiannya :

1. Bahwa anak yang berjalan kaki tanpa alas kaki Tampak cukup kuat untuk berlari cukup kuat dibandingkan dengan yang terbiasa menggunakan sepatu ketika belajar berjalan.
2.Tumit kaki sangat sensitif terhadap rasa sakit. Itu berarti ketika orang berjalan tanpa alas kaki mereka cenderung menghindari posisi mendarat bertumpu pada tumit dan malah bertumpu di pertengahan dan kaki depan. Ini memungkinkan area permukaan yang lebih luas untuk menyerap kekuatan," tulis Peter Francis, direktur kelompok penelitian ilmu muskuloskeletal di Leeds Beckett University, dikutip dari Independent.

Ternyata orang dulu kuat-kuat dalam berlari karna dari kecil terbiasa bertelanjang kaki saat berjalan.

Share:

Sunday, August 5, 2018

Dunia buku untuk anak

Saat kecil dulu buku adalah barang yang mahal untuk dapat saya baca. Saya kelahiran 1989 dan saat itu buku belum semenarik hari ini, kualitas buku dengan ketahanan dari kerusakan dengan warna yang menarik memang banyak, namun semuanya sulit didapatkan dan kalau ada harganya lumayan mahal.
Kesempatan saya punya bacaan yang menarik adalah ketika saya bisa berkunjung ke blok m dan sisanya ada toko yang menjual majalah bekas, diantara buku tersebut adalah majalah bobo yang sudah pernah dibaca oleh pemilik sebelumnya, rata-rata berdebu.
Namun, buat saya punya buku bacaan bobo adalah anugerah yang luar biasa, kadang sekali beli saya bisa dapat belasan buku, dalam waktu singkat saya baca bobo seluruh edisinya. Bukunya sederhana dan membangkitkan imajinasi bagi saya sebagai pembaca. Besoknya saya ulang lagi baca,baca, dan baca.
Saat itu teknologi tercanggih di rumah adalah radio, televisi tak punya lantaran tv hitam putih sudah rusak dan usang. Membaca bobo adalah kesibukan tersendiri dan bisa memakan waktu berjam-jam dan puluhan tahun kemudian baru saya sadari kalau saya suka sekali membaca.
Hari ini anak di seluruh dunia terkhusus Indonesia tentu punya potensi yang sama. Hanya saja potensi itu buat saya bisa terkubur dengan canggihnya teknologi hari ini menguasai setiap aktivitas anak.
Rasanya untuk membaca anak sekarang sudah semakin sulit. Perpustakaan sekarang tersedia di banyak tempat tapi saya minat bacanya sangat rendah. Anak2 lebih suka bermain handphone dari pada membaca buku.
Entah apa yang dirasakan anak-anak dengan dunia hari ini. Dunia yang begitu berwarna, entah apa yang terjadi jika waktu itu saya sudah punya televisi berwarna. Kemungkinan besar saya tak akan merengek meminta di belikan majalah bobo.
Hari ini derita yang dihadapi anak-anak saya adalah bagaimana mereka harus menahan untuk tidak menggunakan handphone. Gerakan 6-9 malam menginspirasi saya untuk menghindari penggunaan handphone bila anak saya masih terjaga.
Televisi sudah tak saya punya semenjak saya menikah, tak boleh ada dalam ruang rumah saya sebab Bagi saya anak adalah pekerjaan berat saya untuk membentuk jiwanya kuat dari pengaruh buruk televisi. Biarlah saya terus berjuang untuk anak-anak saya dari pengaruh handphone.
Share:

Thursday, August 2, 2018

Mengajar adalah Passion

Menjadi seorang pengajar tentu tidak semua orang bercita-cita, namun mengajarkan hal-hal besar kepada orang lain tentu itu adalah cita-cita banyak orang. Guru adalah profesi saat ini dimana seseorang mengabdikan diri dalam mendidik orang lain dengan keahlian yang diasah sebelumnya bisa dikatakan itulah guru profesional, Tentu yang bukan guru profesional lebih banyak lagi. Suatu bangsa tentu akan hancur jika hanya mengandalkan guru profesional saja

Profesi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Kebutuhan guru di Indonesia dengan jumlah murid yang di ajarkan tentu tak seimbang. Bangsa besar ini masih terus berkutat pada kualitas dan kuantitas guru, entah sampai kapan namun tentu ini pekerjaan rumah bersama agar Indonesia dapat berbicara di Kancah dunia.

Tugas utama guru adalah mengajar selain menilai, mengevaluasi dan mentransfer nilai kehidupan. Mengajar adalah kunci utama guru yang menjadi karakteristik utama guru, dalam mengajar seorang guru tentu harus terus belajar. pertanyaannya apakah guru masih belajar, hal ini lah yang kemudian membuat Kementrian Pendidikan membuat pelatihan, Bimtek, Workshop dengan  biaya yang tidak sedikit. Anggaran 20% dari APBN saat ini membuat Kementrian pendidikan harus mampu meningkatkan kualitas dengan kuantitas dana yang besar.

Mengajar dan belajar harus beriringan dalam diri seorang guru, sebab ilmu terus berkembang dan inovasi baik dalam teknologi menjadi hal yang biasa. Apakah guru terbiasa dengan kecepatan teknologi? ini juga pekerjaan rumah tersendiri sebagian besar guru adalah miggrant Generation dimana guru zaman ini mengalami perkembangan teknologi mengenal teknologi dari yang paling awal. sementara siswa yang diajarkan adalah Native generation dimana mereka lahir disaat teknologi sudah berkembang pesat, tak sulit bagi mereka untuk menerima dan mengendalikan teknologi.

Tentu secara kemajuan teknologi banyak guru yang kalah bersaing dalam hal ini, namun dari sisi etika sosial guru masih jauh lebih unggul. Guru masih sangat mengenal etika yang baik, yang masih natural tanpa pengaruh dari luar apalagi kebarat-baratan. Mengajarkan nilai tentu masih lebih mudah dari pada mentrasfer ilmu yang terus berkembang. maka untuk itulah guru harus terus belajar, mereka unggul dalam tataran nilai namun sebagian besar punya kelemahan dalam mentransfer teknologi.

Mengajar adalah Passion
Mengajar harusnya menjadi passion. apa itu passion dan mengapa begitu penting? dalam bahasa Indonesia adalah Gairah. 
Share:

11 cara mensiasati anak yang hobi belanja.

Anak yang sudah menginjak masa remaja punya karakteristik masing-masing. setiap anak punya keunikan yang membuat mereka spesial. setiap anak punya plus minus dan dari itu mereka perlu bantuan orang dewasa untuk membantu mereka dalam menghadapi masa transisi usia mereka. sebagai orang paling dekat dengan anak seperti orang tua atau kakak tentu akan flash back ke dalam kisah mereka sendiri sehingga kadang setiap anak harus dianggap sama dengan mereka.

ini yang kurang baik, sebaiknya anak di pahami karakternya sebelum membentuk mereka. seperti tanah, material tanah pun tidak semuanya bisa di jadikan guci, namun bukan berarti tanah yang tidak dapat di buat guci adalah tanah yang buruk.

kali ini saya coba rangkum 10 langkah dalam membuat anak kita tidak kecanduan berbelanja atau istilahnya jajan, berikut diantaranya:

  1. Buatlah daftar belanja bersama anak-anak, termasuk kebutuhan ataupun benda yang mereka minta, aksesoris, mainan baru, buku, sepatu, dll. Diskusikan dengan santai tapi masuk akal, jika ada permintaan mereka yang harus Anda tolak. Kemudian, usahakan berdisiplin mengikuti daftar tersebut saat di pusat belanja atau supermarket. Bila anak melihat ini, mereka pun mengerti bahwa keluarga Anda tidak sembarangan atau asal beli barang, semua terencana.
  2. Tidak ada salahnya membahas tentang menjaga lingkungan hidup. Apakah produk yang ditawarkan aman untuk lingkungan, tidak akan menjadi sampah yang berbahaya, dan sebagainya. Ini bisa menjadi filter atas permintaan anak.
  3. Ajari anak Anda tentang nutrisi. Tidak semua makanan yang dilihat iklannya adalah makanan yang baik untuk dikonsumsi. Bedakan antara makanan yang ‘sehari-hari’ dengan makanan yang ‘kadang-kadang’.
  4. beri sosialisasi bagaimana anak harus menyikapi uang. uang tak selamanya digunakan untuk berbelanja, bisa di tabung, disedekahkan.
  5. beri pengertian setiap kali hendak seorang anak mengambil sikap berbelanja.
  6. ingatkan bahwa tidak setiap barang dapat di miliki, berikan contoh ada yang tidak seberuntung mereka.
  7. Bahas bersama anak Anda tentang fungsi dan tujuan iklan. Mengapa suatu merek atau produk membuat iklan yang menarik? Karena mereka ingin produknya dibeli banyak orang. Bukan berarti produknya bagus.
  8. Banyak merek menghabiskan dana yang fantastis untuk membuat iklan yang sangat baik, bahkan membayar artis idola remaja untuk membintangi iklan tersebut. Terangkan ini pada anak Anda, bahwa sang artis dibayar untuk mengakui suatu produk berkualitas baik. Tapi belum tentu produk itu baik untuk semua orang.
  9. Wajibkan anak untuk mengakses internet ataupun menonton TV di ruang keluarga, tidak di kamar pribadinya. Dengan begitu Anda lebih mudah memonitor kegiatan mereka di dunia maya. Selain demi keamanan, juga dapat mencegah paparan iklan yang berlebihan.
  10. Cermati kebiasaan Mama dan Papa dalam memperoleh informasi dan berbelanja. Apakah sering memperhatikan iklan? Sering menonton TV? Banyak screen time dengan aneka gadget yang dimiliki? Anak-anak mengikuti kebiasaan kita lho, Ma! Jika Anda rasa memang Anda berdua banyak terpapar media dan masih boros, saatnya untuk mengubah kebiasaan itu.
  11. Faktor terpenting, pastikan waktu yang dihabiskan untuk menonton TV, internet maupun video games, untuk semua anggota keluarga, seimbang dengan kegiatan lain yang bersih dari iklan. Misalnya, jogging atau bersepeda bersama keliling kompleks, bermain bersama di dalam maupun luar rumah, membaca buku, hingga ikut gotong royong dengan komunitas setempat, bisa menjadi ide. Selain dompet selamat, anak pun menjadi lebih dekat.
segitu dulu ya sharing semoga bermanfaat.
Share:

Mengenal anak

Setiap kita pernah merasakan masa kanak-kanak bermain dan menjalani kehidupan penuh dengan imajinasi. Namun, jarang yang mengetahui usia berapa anak beranjak dewasa dan seperti apa harusnya kita memperhatikan anak-anak kita.

The Minimum Age Convention Nomor 138 tahun 1973, Pengertian Anak adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke bawah. Sebaliknya , dalam Convention on The Right Of the Child tahun 1989 yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah.

UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan Undang-undang Perkawinan menetapkan batas usia 16 tahun (Huraerah, 2006: 19).

Undang–undang no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orangtua, masyarakat, pemerintah dan negara.

Dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan Anak, disebutkan bahwa :

  • Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarganya maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. 
  • Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.
  • Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa kandungan maupun sesudah dilahirkan. 
  • Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar (Huraerah, 2006: 21)
Hak-hak kewajiban anak adalah :

Hak-hak anak melalui Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 di atas, pemerintah Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi hak Anak PBB melalui Keppres Nomor 39 tahun 1990. Menurut KHA yang diadopsi dari Majelis Umum PBB tahun 1989, setiap anak tanpa memandang ras, jenis kelamin, asal-usul keturunan, agama maupun bahasa, mempunyai hak-hak yang mencakup empat bidang :

Hak atas kelangsungan hidup, menyangkut hak atas tingkat hidup yang layak dan pelayanan kesehatan.
Hak untuk berkembang, mencakup hak atas pendidikan, informasi, waktu luang, kegiatan seni dan budaya, kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama, serta hak anak cacat (berkebutuhan khusus) atas pelayanan, perlakuan dan perlindungan khusus.
Hak perlindungan, mencakup perlindungan atas segala bentuk eksploitasi, perlakuan kejam dan sewenang-wenang dalam proses peradilan pidana.
Hak partisipasi, meliputi kebebasan utnuk menyatakan pendapat, berkumpul dan berserikat, serta hak untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya.

Mengenali tahapan perkembangan anak diantaranya adalah :


Pertumbuhan Fisik
Tahapan tumbuh kembang anak ini meliputi bentuk tubuh, dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata. Ukuran tubuh si Kecil bertambah, mulai dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan, dan lain sebagainya.

Untuk memperkirakan berat badan normal anak (dalam kilogram), Mam dapat menggunakan rumus dari Richard E. Behrman, yaitu:

Lahir : 3,25 kg
3-12 bulan : umur (bulan) + 9) : 2
1-6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8

Sementara, perkiraan tinggi badan si Kecil, adalah:
1 tahun: 1,5 x tinggi badan saat lahir
4 tahun: 2 x tinggi badan saat lahir
6 tahun: 1,5 x tinggi badan saat umur 1 tahun

Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini berkaitan dengan pengetahuan, atau bagaimana si Kecil mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Proses tumbuh kembang anak ini sudah berlangsung sejak si Kecil dilahirkan lho, Mam. Bayi memiliki kemampuan menyimpan informasi yang berasal dari penglihatan, pendengaran, dan melalui indera lainnya. Bukan hanya itu, si Kecil juga mampu merespon berbagai informasi tersebut secara sistematis.

Beberapa ciri perkembangan kognitif pada batita:
● 0-12 bulan
Mulai mengembangkan konsep (misalnya sadar akan rasa lapar), senang bermain, minat terhadap lingkungan meningkat, memahami sebab akibat, memahami objek, mengeksplorasi sekitar, mengeksplorasi benda dengan bermacam cara (misalnya memasukkan benda ke dalam mulut), dan dapat bermain dengan pola yang simpel.
● 12-24 bulan
Dapat menemukan objek yang disembunyikan, dapat merespon instruksi sederhana, mengetahui bagian-bagian tubuhnya, dapat bermain pura-pura, belajar makan-minum sendiri, dan menirukan pekerjaan rumah tangga.
● 24-36 bulan
Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya bila diminta, dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih, mampu menggabungkan dua kata menjadi kalimat, dan menggunakan nama sendiri untuk menyebut dirinya.
Perkembangan Bahasa
Tahap tumbuh kembang anak juga meliputi kemampuan berbicara dan berbahasa. Kemampuan berbahasa dapat menjadi indikator seluruh perkembangan anak lho, Mam. Melalui kemampuan berbahasa si Kecil, Mam dapat mendeteksi keterlambatan ataupun kelainan pada sistem lain, seperti kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.

Beberapa ciri perkembangan bahasa pada batita:

● 0-12 bulan
Merespon terhadap suara, menunjukkan ketertarikan sosial terhadap wajah dan orang, babbling (mengulang konsonan/vokal), memahami perintah verbal, dan mampu menunjuk ke arah yang diinginkan.
● 12-24 bulan
Mampu memproduksi dan memahami kata-kata tunggal, mampu menunjuk bagian-bagian tubuh, perbendaharaan kata meningkat pesat, dan mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari 2 kata atau lebih.
● 24-36 bulan
Memiliki pemahaman yang baik terhadap percakapan yang familiar (misalnya oleh keluarga), mampu melakukan percakapan melalui tanya-jawab, dan mampu bertanya “mengapa”.

Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial berkaitan dengan aspek-aspek psikologis, seperti emosi, motivasi, perkembangan diri pribadi, serta bagaimana si Kecil berhubungan dengan orang lain. Pada fase tumbuh kembang anak ini, si Kecil juga mulai belajar bertanggung jawab dan mengendalikan perasaannya.

Beberapa ciri perkembangan psikososial pada batita:
● 0-12 bulan
Bonding antara orang tua dan bayi, tersenyum, berceloteh, lebih menyukai ibu, merespon bila namanya dipanggil, senang diajak bermain, dan memahami perintah sederhana.
● 12-24 bulan
Meminta sesuatu dengan menunjuk (tanpa menangis/merengek), memeluk orang tua, meniru aktivitas di rumah, dan mulai berbagi mainan dengan anak lain.
● 24-36 bulan
Menunjukkan kemarahan bila terhalang, mampu bermain pura-pura, mulai membentuk hubungan sosial dan bermain bersama anak lain.
Tumbuh kembang anak usia dini sering disebut berjalan sangat cepat. Maka dari itu, pastikan Mam selalu memantau proses ini sehingga tidak ada perkembangan yang terlewatkan, ya. Bila ada sinyal hambatan pada proses tumbuh kembang si Kecil, Mam dapat segera mencari tahu permasalahannya dan melakukan penanganan untuk mengatasinya sejak dini.
Share:

Orang tua harus bisa membatasi penggunaan gawai pada anak

Handphone yang didalamnya terdapat game online, video, musik, dan aplikasi lain yang kadang belum sesuai dengan tumbuh kembang anak harus diperhatikan secara seksama. sebab, bila terlambat masa depan anak akan menjadi korbannya.

Sebuah informasi yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rosarita Niken Widiastuti mengajak orang tua untuk membatasi penggunaan gawai untuk anak-anak. Ia menjelaskan mengenai penelitian yang pernah dilakukan di Kanada soal penggunaan gawai.

"Menurut ikatan dokter di Kanada, kalau di sana itu, anak usia nol sampai dua tahun tidak diperbolehkan dulu memegang gadget," ujar Niken berbeda dengan di Indonesia yang belum setahun saja sudah dapat menggunakan gadget orang tuanya, alasannya anak dianggap lebih tenang, tidak rewel, dan alasan lainnya.

ada banyak alasan mengapa hal itu sangat tidak dianjurkan diantaranya adalah :

  1. Secara kesehatan tidak baik, efek radiasi dan cahaya yang diterima anak lambat laun akan menyebabkan anak sakit,dsb
  2. Psikologis anak juga terganggu sebab figur tokoh yang dilihat anak kadang tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak, kekerasan, pornoaksi, dsb
padahal para ahli dan orang yang sukses dalam teknologi sangat melarang anaknya menggunakan gadget. semoga kita bisa menjaga anak-anak kita dari bahaya gadget itu sendiri.

Share:

Komentar

Artikel Populer

promote

About Me

My photo
saya Adalah guru, dan setiap kita adalah guru