Thursday, May 24, 2018

Indonesia Butuh Karakter Kuat

indonesiasatu.co
Pada awal abad ke-20 tepatnya di tahun 2000 seorang menteri perminyakan di Dubai Uni Emirat Arab memberikan informasi penting bahwa cadangan minyak negara ini akan segera habis di perkirakan tahun 2016. Rajanya saat itu Mohammed bin Rashid Al-Maktoum mulai berfikir keras bagaimana menyelesaikan masalah ini, tentu bagi seorang pemimpin mereka harus berfikir taktis terhadap suatu problem. seperti kita ketahui bersama bahwa bangsa Arab cukup berbangga dengan julukan petro dollarnya yaitu negara-negara penghasil minyak dari halaman negaranya.

Sang Raja tampak kebingungan dengan kondisi ini, hingga akhirnya sang raja mulai mencari-cari cara agar rakyatnya tidak terjatuh dalam kondisi yang tidak diinginkan. mulailah Uni Emirat Arab melihat negara-negara sepertinya yang notabenenya sama ukuran atau minimal mendekati secara sumber daya. Sang Raja menemukan bahwa ada satu negara yang sebenarnya lebih memprihatinkan lantaran sumber daya hampir tidak ada namun jadi macan di antara negara-negara yang ada.

tidak ada sumber daya di negara kecil Singapura. apa yang di jual dinegara ini hampir tidak ada. namun mereka unggul lewat lalu lintas perdagangan, menjadi semacam broker bagi negara lain termasuk negara besar Indonesia. Dalam sebuah rapat terbatas sang raja menanyakan pada anak buahnya tentang apa yang bisa di jual oleh negara Uni Emirat Arab selain tentunya minyak, salah satu menterinya menjawab bahwa Uni Emirat Arab punya tiga hal yaitu 3S Sun(matahari), Sea(laut) and Sand(pasir). namun kita bisa menjual lebih dari itu yaitu suasana, kemegahan, kemewahan, kebahagiaan dipadang pasir ini.

Selanjutnya Uni Emirate Arab mulai berbenah membuat Palm Island Jumeirah, Yas Marina Circuit, Ferrari World, Marina Mall, Al Maqtaa Fort, dan masih banyak lagi, pada intinya semua yang bernilai di fasilitasi dan di pugar hingga diantaranya berkelas Internasional dan yang terbaik yang pernah ada. segala sesuatu bisa dimanfaatkan, tinggal bagaimana memanfaatkan dan mengoptimalkan dari yang ada. dalam hal ini Uni Emirat Arab selanggkah lebih maju, dari banyak negara di dunia.

Berbeda dengan negara teluk di kawasan berpasir arab, Indonesia yang menjadi tempat eksotik di dunia, dengan menyimpan beragam sumber daya yang hampir seluruh kebutuhan dunia dapat di penuhi dari Indonesia namun sampai saat ini masih jauh tertinggal dari beberapa kawasan terdekat bahkan di kawasan terdekat asia tenggara Indonesia mulai tertinggal dari berbagai Indikator.

lalu pertanyaannya bagaimana negara ini bisa belajar dari bangsa lain atau minimal mencontoh Uni Emirates Arab, tentu ada jalan yang bisa di lakukan dari yang sekarang ini kita lihat. hanya saja banyak hal yang harus di benahi di Indonesia sendiri sebelum semuanya terlambat. artinya pernyataan semacam tokoh seperti prabowo yang membuat pernyataan dari novel bahwa Indonesia dinyatakan bubar. walaupun berbau fiksi namun tentu sebagai bangsa tak ada salahnya hati-hati dan seggera berbenah. minimal pimpinan bangsa ini bisa duduk bersama menyelesaikan problematikan bangsa yang sedang berkecamuk banyak polemik ini.

permasalahan-permasalahan ini harus dibisa di atas dengan kembali kepada UUD Negara 1945, dimana founding father bangsa ini berjuang bersama melakukan banyak kontribusi untuk bangsa ini. Indonesia masih mencari sosok seperti I Gusti Ngurahrai yang rela masuk jurang asal tidak terjadi. moh hatta yang tidak menikah sebelum Indonesia merdeka kemudian di buktikan dengan pelaksanaan pernikahannya tepat sehari setelah kemerdekaan bangsa Indonesia 18 Agustus 1945, R.A Kartini dengan karya tulisan-tulisannya hingga ia bersumpah tak akan berhenti menulis sampai cita-cita memberi kemerdekaan untuk bangsa nya tercapai, Jenderal Soedirman yang dalam kondisi kritis sekalipun masih mendampingi anak buahnya.

Indonesia butuh karakter kuat pada pemimpinnya, bangsa Indonesia masih membutuhkan karakter-karakter kuat yang bersedia menyediakan waktunya untuk kemajuan bangsa, bukan sebatas perebutan kekuasan. Kekuasaan memang harus di rebut tapi memang semua dalam koridor menjaga keragaman. Presiden dalam hal ini harus bisa ambil peran mempersatukan bangsa yang besar ini, sebelum sumber daya bangsa ini tersedot habis dan kita baru menyadari bahwa masalah terbesar bangsa ini adalah mau atau tidak mau kita kembali dalam kebhinekaan kita yang telah di bangun pendahulu bangsa besar ini.
Share:

Sunday, May 20, 2018

Membangun Peradaban Terdidik

Hasil gambar untuk fungsi pendidikan
https://www.websitependidikan.com/2016/03/fungsi-pendidikan-di-indonesia.html
Pendidikan adalah pondasi dasar dalam manusia membangun hidup dan penghidupan yang lebih baik. Melalui Pendidikan seseorang diajarkan untuk mengembangkan potensi hidupnya secara maksimal. Barometer sebuah negara maju ketika masyarakatnya terdidik, semakin mudah pendidikan diakses dan sistem yang tertata rapi dengan demikian pendidikan akan di nilai berhasil dalam menjalankan tugasnya.

Kata pendidikan sendiri berasal dari bahasa latin "ducare" yang artinya menuntun, mengarahkan atau memimpin, dengan awalan "e" yang artinya keluar. Jadi pendidikan pada dasarnya adalah kegiatan menuntun seseorang untuk keluar dalam arti yang baik. menurut David Popenoe terdapat 5 fungsi utama pendidikan yaitu : Tranmisi kebudayaan, mengajarkan peran sosial, menjamin integritas sosial, mengajarkan corak kepribadian, dan sumber Inovasi sosial. 
1. Transmisi Budaya
Dalam pendidikan yang ideal budaya menjadi hal yang penting di pelajari dalam jenjang pendidikan, sebab dengan budayalah manusia dapat terus memiliki eksistensinya. budaya sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi ( budi dan akal) sehingga budaya dikaitkan dengan budi dan akal manusia. Akal manusia tentu di asah dalam dunia pendidikan namun tidka mengurangi budi didalamnya.
Indonesia sebagai negara yang besar tentu tidak ingin budaya yang telah ada tergerus oleh perkembangan zaman, era teknologi yang begitu pesat menuntut pemerintah Indonesia mampu menanamkan budaya yang baik bagi masyarakatnya, dan pendidikan harus mampu menjawab kebutuhan bangsa ini dari kehilangan budayanya sendiri.
2. Mengajarkan Peran Sosial
Pendidikan mengarahkan peserta didiknya untuk mampu mengisi peran-peran dalam status sosial di masyarakat. melalui pendidikan manusia diajarkan agar mampu memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat. berhasilnya pendidikan adalah apabila mampu mengisi stock dari kebutuhan pemberdayaan masyakat diseluruh pelosok di Indonesia.
saat ini tentu pendidikan masih dirasa kurang optimal menyediakan peran sosial terbaik bagi bangsa Indonesia, masih maraknya kasus korupsi, nepotisme, ujaran kebencian, SARA, konflik horizontal dan vertikal menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mengembalikan pendidikan pada nilai-nilai dasar NKRI.
3. Menjamin Integritas Sosial
Pendidikan dimanapun harus mampu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, fungsi pendidikan untuk mempererat bangsa saat ini sudah tidak bisa di tawar lagi. Indonesia tentu saat ini sedang mengalami berbagi gejolak dibidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum. 
pendidikan harus mampu kembali menanamkan nilai-nilai persatuan bangsa diantara peserta didik, sehingga pendidikan mempu memproteksi gangguan baik yang timbul dari dalam maupun dari luar.
4. Mengajarkan corak kepribadian
Pendidikan harus mampu melihat potensi dari setiap peserta didik, ketika pendidikan dilaksanakan tentu menaungi bermacam-macam potensi manusia. pendidikan haruslah diarahkan kedalam menumbuhkan bukan mengubur potensi dari peserta didik itu sendiri. Potensi itu tidak melulu dapat di nilai dari aspek kognitif namun juga sisi psikomotorik dan afektif. 
Pendidikan harus mampu melihat bakat dari siswa secara mendasar, sebab banyak sekali tokoh yang saat ini sukses kesulitan dalam menjalankan pendidikan secara formal. padahal harusnya pendidikan dapat diarahkan dalam menyelamatkan bakat setiap individu didalamnya. peran serta para pendidik dalam terus meningkatkan kemampuannya menjadi ruh bersama pendidikan berjalan dengan baik.
5. Sumber Inovasi Sosial
Inovasi merupakan hal yang perlu ada dalam kehidupan sebab masalah manusia semakin beragam dan kompleks. Pendidikan harus mampu menjadi sumber inovasi yang dapat diterapkan di dalam masyarakat. Lemahnya inovasi pada pendidikan dengan otomatis membuat pendidikan itu usang dengan sendirinya. memahami perkembangan teknologi dan masyarakat serta menerapkannya dalam pendidikan berbasis inovasi akan membuat pendikan menjadi semakin menarik.

Pada kenyataanya pendidikan masih memiliki permasalahan terutama dalam menjalankan fungsi diatas, peran pendidikan untuk mentrasfer kelima hal diatas mengalami banyak dinamika yang kadang tidak sesuai dengan cita-cita awal. Pendidikan membutuhkan peran serta pemerintah, masyarakat, dan media agar kelima fungsi pendidikan dapat dicapai. Artinya tanpa adanya kesadaran bersama bahwa saat ini pendidikan terutama di negara kita masih jauh tertinggal. 






Share:

Monday, May 14, 2018

Pertemanan anak dan komentar Orang tua

http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/tips-membantu-anak-agar-mudah-berteman.html
Anak dalam masa pertumbuhannya memiliki banyak pengaruh baik dari orang tua, teman sejawat, saudara dekat dan jauh, gadget, permainan anak. Semua faktor ini melingkupi anak terutama pada pertumbuhan anak di zaman milenial seperti sekarang ini. Sementara semakin berkembangnya informasi yang semakin mudah di akses ternyata disisi lain para orang tua kelebihan informasi terkait perkembangan anak yang kadang lebih

Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah pertemanan anak, orang tua tentu tidak ingin mendapatkan imput positif terjadi pada anak-anak kita. Orang tua mengizinkan anaknya bermain dengan teman sejawat merupakan bentuk upaya agar anak tidak kurang pergaulan atau kehilangan percaya diri.

Jurnal Child Development mengukur tingkat kognisi seorang anak tentang kejadian-kejadian negatif dan ambigu di sekitar mereka, serta intensitas emosional anak. Profesor di Departemen Pengembangan Manusia dan Studi Keluarga di Iowa University, Nancy McElwain mengatakan dirinya tertarik untuk mengetahui kognisi dan emosi anak-anak yang berinteraksi dengan sesama mereka

Anak-anak yang cenderung menganggap niat temannya tulus, cenderung tidak emosional, lebih prososial, dan berbagai lebih banyak tawa serta interaksi positif ketika mereka masih kelas empat. Anak-anak cenderung menganggap niat temannya tidak tulus, terkadang mengobarkan permusuhan, bahkan muncul hasrat ingin menyerang teman ketika mereka kelas enam atau saat usia beranjak remaja.

"Misalnya, teman anak Anda menumpahkan susu ke buku pelajaran anak Anda. Anda bisa mengatakan, "Ibu rasa dia tak bermaksud menumpahkan susu ke bukumu. Itu kecelakaan yang tak disengaja." Alih-alih bertanya bagaimana kejadiannya, orang tua lebih baik memberi pandangan positif pada anaknya," kata Paul.

Komentar positif orang tua membantu anak dalam berfikir yang sama dan membantu meningkatkan kecerdasan anak di kemudian hari. Anak adalah anugerah yang besar yang diberikan kepada kita untuk kita jaga, proteksi orang tua tanpa mengekang anak terutama ketika anak bermain dengan teman sebaya membantu kehidupan anak di masa depan secara signifikan.

Share:

Orang Tua Teladan utama anak dalam ibadah Ramadhan

Hasil gambar untuk ramadhan anak
http://mentariment.blogspot.co.id/2013/07/marhaban-ya-ramadhan.html
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah: 183)
Seorang anak sedang asik menghafal Al-Qur'an, di sore hari anak sebayanya sedang berlari-lari riang gembira mengisi waktu luang sebelum waktu berbuka. Anak ini umurnya 12 tahun ia berbeda, sore ini ia lalui dirumahnya membaca Al-Qur'an, menghafal, dan mengulang bacanya. Ibunya sibuk menyiapkan hidangan berbuka, sembari menunggu ayah si anak pulang, saat itu si Ayah sedang bermacet ria di salah satu jalan protokol di Jakarta.

tetangga anak ini tidak terlalu menyadari kebiasaan si anak menghafal Al-Qur'an yang sudah hampir 5 juz. tentu, anak-anak mereka belum sampai tataran itu, sukur-sukur sudah bisa puasa full sudah Alhamdullilah. Anak mereka sudah sembari tadi main bersama teman-temannya, jika dirumah pun anak tak betah, karena bau makanan yang sedang disiapkan mengganggu indra penciuman mereka.

Anak tentu punya kecerdasan masing-masing, hakikatnya mereka punya potensi yang sama. namun semua bergantung bagaimana orang tuanya mengarahkan mereka. Anak sendiri tidak paham apa yang sedang terjadi, anak hanya melihat dan mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya. mereka dengan tumbuh kembangnya tentu tak bisa disalahkan, mereka sangat pandai meniru, melakukan kembali, dan mencontoh. orang tualah yang menjadi pembeda disini anak hendak dijadikan apa kedepannya.

Anak pertama menghafal Al-Qur'an karena itulah yang pertama ia diperdengarkan oleh kedua orang tuanya, setiap hari mp3 muratal terus berbunyi, sang ayah ba'da magrib sibuk membaca Qur'an, sang ibu selalu melantunkan Al-Qur'an, apalagi bulan Ramadhan mereka akan semakin dekat dengan Al-Qur'an.

Sementara, anak yang bersebelahan dari rumahnya sibuk menonton televisi pada malam hari, selama libur sekolah aktivitasnya adalah bermain dengan teman sebaya, minim perhatian dari orang tua, sangat disayangkan tentu anak ini sedikit sekali punya teladan. ia melihat teman-temannya berpuasa akhirnya ia ikut berpuasa. Orang tua juga tak menunjukkan perubahan berarti selama Ramadhan, biasa saja hanya sekarang mereka tak makan di siang hari. 

Semoga hal ini tak terjadi pada anak- anak kita dan kita sebagai orang tua. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. setidaknya mulailah memberikan contoh pada anak bahwa bulan ini adalah bulan berkah, mari nak kita baca Qur'an nya, kurangi nonton televisi, kurangi main gamenya perbanyak mencari pahala ya nak. dengan begitu sedikit demi sedikit anak akan ikut dengan melihat tokoh utama hidup mereka yaitu orang tua.

Semoga Ramadhan ini anak- anak kita bisa mengoptimalkan Ramdhannya, jika mereka belum berpuasa minimal mereka tahu begitu besar anugrah di bulan Ramadhan. libatkan mereka dalam kegiatan kita walaupun mereka tidak berpuasa. ceritakan cerita-cerita islami yang dapat meningkatkan antusiasme mereka terhadap islam. Jika mereka sudah berpuasa, alangkah baiknya kita juga pantau aktivitas harian mereka. anak akan sangat antusias dengan pelaksanaan Ramadhan karena ini pengalaman berbeda dan baru buat mereka. Seperti saat kecil dulu kita meminta tanda tangan imam Tarawih dan mencatat apa yang disampaikan imam tarawih. Tentu di masa ini tak sama, Gadget begitu mendominasi, mendidik anak menjadi lebih ekstra lagi agar tak lewat keberkahan Ramadhan begitu saja.


“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir. Al-Imam Muslim rahimahullah)
Share:

Monday, May 7, 2018

Apa Itu HOTS? Mengapa Begitu sulit?

https://www.oxfordfajar.com.my/highlights/a-hot-topic-for-teachers-higher-order-thinking-skills-hots-/8
Baru-baru ini diramaikan berita di lini masa terkait dengan hasil pelaksanaan UNBK Tahun Pelajaran 2017-2018. Lantaran dalam soal UNBK tersebut banyak kesulitan yang dialami Siswa dalam mengerjakan soal yang sedang dikerjakan. Rata-rata mereka merasa apa yang di ujikan berbeda jauh dengan apa yang selama ini mereka pelajari. Muhajir Effendi menyampaikan permohonan maafnya terkait pelaksanaan UNBK kali ini, seperti yang dikutip Kompas  "Saya minta maaf kalau ada beberapa kalangan yang merasa mengalami kesulitan, yang sulit, yang tidak bisa ditoleransi," (13/4/2018), Selain itu Pak Menteri memberikan argumen bahwa saat ini bangsa kita sedang mengejar ketertinggalan dari bangsa lain. "Dengan ini dan saya janji bahwa akan kami benahi, tetapi mohon maklum bahwa ujian nasional dari waktu-waktu harus semakin sulit untuk mengejar ketertinggalan kita,".

lalu apa itu HOTS sendiri? mengapa begitu menjadi momok yang membuat siswa kemudian mencurahkan kekesalannya pada media sosial terkait pelaksanaan UNBK. Walaupun pada pelaksanaanya UNBK berjalan dengan lancar, dengan peningkatan jaringan Internet dan kapasitas komputer di beberapa sekolah untuk menghindari kelemahan di tahun sebelumnya.

HOTS adalah singkatan dari Higher Order Thinking Skills, dalam artikel yang berjudul I How To Increase Higher Order Thingking (2009), HOTS adalah cara berfikir pada tingkat yang lebih tinggi dari pada menghafal, atau menceritakan kembali cerita kepada orang lain. HOTS adalah pengembangan lebih lanjut dari Taksonomi Bloom dimana kegiatan berfikir dengan melibatkan jenjang level Kognitif ( pengetahuan) pada seseorang.

https://mayolazamacona.wordpress.com/2014/11/02/blooms-taxonomy/
Level Kognitif pada Taksonomi Bloom dibagi menjadi Enam Level berbeda dimana level terendah adalah Remembering (Mengingat) dan level tertinggi (Creating) Menciptakan. Tentu tujuan menteri pendidikan Muhajir Effendi sangat baik, namun apakah menilai sesuai dengan kaidah HOTS dapat dilakukan melalui mengisi jawaban A,B,C,D dan E pada CBT (Computer Base Test) atau LBT (Letter Base Test).

Letak perbedaan mendasar antara HOTS adalah kaidah penilaian yang harus di sesuaikan. seperti Finladia misalnya sistem ujian diarahkan hanya di laksanakan pada Secondary Education (kelas Menengah) tanpa ada ranking atau peringkat, Output diukur dari tes Kuantitatif yang sebelumnya dipersiapkan oleh guru, banyak test konfirmasi sebelumnya, dan evaluasi yang disusun secara ketat. artinya siswa diarahkan untuk dapat mengerjakan persoalan yang diberikan namun bukan dominan penilaian seperti yang masih dilaksanakan pada Pendidikan Di Indonesia.


Share:

Orang Tua Guru sepanjang Masa

https://kampusnesia.com/2018/02/13/tk-tunas-harum-bangsa-ajak-orang-tua-siswa-mengajar-di-kelas/
Selama ini orang tua merasa punya keterbatasan dalam mendidik anak-anaknya di rumah. Walaupun tentu setiap orang tua punya kepercayaan diri yang baik agar anak-anaknya kelak dapat mewujudkan apa yang di cita-citakan orang tuanya. Perwujudan dari keinginan orang tua tersebut adalah dengan memberi yang terbaik pada anak sejak usia dini, seperti misalnya memberikan mainan terbaik, waktu bersama paling optimal, hingga memberikan guru yang mampu mendidiknya secara baik. 

Guru sendiri saat ini mengalami pengerdilan makna, sebab guru dianggap adalah sebuah profesi yang dapat di gantikan atau dicari. Padahal sesungguhnya guru adalah sesuatu yang sangat luas mencakup bagaimana menjadikan seorang anak mengoptimalkan bakat dan potensinya. Guru sendiri adalah Figur inspiratory dan motivator bagi muridnya dalam menggapai masa depan yang gemilang. Kisah sukses Imam Syafi’i tidak lepas dari bagaimana ibunya mampu mengembangkan potensi anaknya, guru pertama Imam Syafi’I adalah ibunya, yang mengajarkan pondasi agama, mengajarkan membaca hingga mampu menghafal Al-Qur’an, hingga mencarikannya guru terbaik Imam Malik yang kemudian membawanya menjadi pembaharu penjaga risalah Rasullulah SAW. 

Peran guru tentu sangat vital dalam mengembangkan potensi dan bakat anak, namun semuanya akan sulit di wujudkan tanpa peran penting orang tua, yaitu Ibu dan Ayah. Pengalaman saya mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sekaligus pengalaman guru Bimbingan Konseling (BK) mendapati kenakalan remaja dan kesulitan anak dalam berkembang disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua, dan lemahnya orang tua memahami perkembangan anak. Hal ini tidak berlaku mutlak, namun tentu presentase lingkungan keluarga terutama Perhatian orang tua menjadi paling sering di temukan. 


Orang Tua sebagai guru. 


Kembali pada pembahasan guru, Guru menurut Husnul Chotimah (2008) guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Sedangkan menurut Wijaya Kusumah (2009), guru ideal adalah Sosok guru yang mampu menjadi panutan dan selalu memberikan teladan. Sementara itu Guru juga harus kreatif, menurut Balnadi Sutadipura (1985), Kreativitas menjadi unsur penting seorang guru. Kreativitas adalah kesanggupan untuk menemukan sesuatu yang baru dengan jalan mempergunakan daya khayal, fantasi atau imajinasi. Setidaknya, dari paparan diatas orang tua merupakan sosok perdana bagi sang Anak agar dalam hidupnya orang tua dapat menjadi pelita pertama sebelum guru secara profesi yang kemudian menerangi anak. 

Ada beberapa tahapan yang bisa dilaksanakan orang tua dalam hal mengisi keseharian anak sedini mungkin. Pertama, kemampuan memfasilitasi anak mendapat ilmu pengetahuan dan sumber belajar, orang tua dalam hal ini dapat menyediakan permainan edukatif serta mengasah kecerdasan anak, Membacakan Dongeng, membuat karya, dan menyediakan sarana belajar di rumah seperti buku cerita, balok bermain, bola, buku gambar, dsb. Sehingga anak dengan sendirinya akan terbiasa mengisi hari-harinya dengan kegiatan positif dirumah. 

Kedua, memberi teladan dan panutan bagi anak, orang tua dalam hal ini berusaha dengan sebaik-baiknya memberikan nilai-nilai kehidupan pada si anak, Tidak berbicara keras depan anak, bersikap santun dan menyayangi anak serta pasangan di rumah, mencontohkan kegiatan berbagai, gotong royong dan saling membantu antara sesama. Orang tua dapat merancang sebuah kegiatan sosial bersama keluarga, membaca cerita orang-orang inspiratif, atau mendatangi tempat-tempat inspiratif. 

Ketiga, Orang tua Harus kreatif dalam membangkitkan fantasi, Imajinasi, dan daya Khayal anak, orang tua dalam hal ini memberikan gambaran tentang kehidupan yang positif supaya pola berfikir anak ikut berjalan secara positif. Era sekarang ini Televisi dan Gagdet begitu kuat memberikan daya khayal, imajinasi dan fantasi anak, dan orang tua tentu bukan menjauhkan atau melarang anak, karena dengan kalimat larangan anak akan cenderung untuk ingin tahu dan mencoba. Melainkan, buatlah konten positif dan beri masukan kepada konten yang dirasa negatif. Pada masa ini orang tua perlu untuk berfikir kreatif mencari solusi menghadirkan permainan edukatif serta konten positif pada anak. 


Fungsi dan tugas orang tua sebagai guru. 


Dahulu Homeschooling di anggap sebelah mata orang sebagian besar masyarakat di Indonesia. Hingga ada seorang ibu yang mendidik anaknya, membuat konten pembelajar, mengaktifkan daya kreatifitas anak hingga kemudian mendapat pengakuan dari Kementerian Kebudayaan hingga hari ini Homeschooling banyak di dibuka diseluruh cabang di Indonesia. Tentu tulisan ini bukan untuk merubah persepsi orang tua agar memilih homeschooling saat mendidik anak, melainkan bertujuan untuk menambah wawasan bahwa orang tua dapat menjadi guru yang sangat baik bagi anak-anaknya. Berikut fungsi dan tugas bagi para orang tua sebagai guru buat anak-anaknya yaitu : 
Gambar : Sumber Pribadi

1. Orang Tua sebagai Edukator 

Saat ini tenaga pendidik terkhusus Guru dituntut Mendapat Gelar S1, Kecuali Paud dan TK. Negara yang mendapat predikat terbaik dalam kualitas pendidikan mewajibkan Guru TK (Taman Kanak-kanak) atau SD (Sekolah Dasar) untuk lulus Strata-2 atau Magister. Sistem pendidikan Finlandia juga mengutamakan kualitas pembelajaran dengan 2 guru dalam satu kelas. Dapat di bayangkan kualitas yang di hasilkan pada anak dengan sistem yang dijalankan. 

Indonesia tentu tidak jauh tertinggal seandainya mampu mengoptimalkan orang tua selaku pendidik (Edukator) bagi anaknya. Orang tua dapat mengupgrade cara mendidik anaknya dengan terus belajar dari berbagai sumber. Teknologi sekarang ini mempermudah orang tua untuk belajar, walaupun secara ijazah belum mendapatkan title S1 atau S2. Orang tua tentu dapat mengupgrade kemampuannya mendidik anak dengan mengikuti forum di Dunia maya terutama yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Ada banyak forum yang mendukung hal tersebut sehingga anak kita dapat mendapatkan pendidikan terbaik walaupun anak tidak sedang bersekolah. 

2. Orang tua sebagai teladan
niatyari.wordpress.com
Teladan adalah nilai-nilai utama yang di turunkan orang tua berupa sikap dan perilaku yang melekat baik sadar maupun tidak sadar. Anak amat sangat membutuhkan teladan dari orang tua, sebab di dalam kelas guru tidak seluruhnya mampu memberikan teladan secara maksimal. Fungsi utama guru adalah transfer ilmu dan fasilitator, sementara untuk sikap dan perilaku akan sangat baik di mulai dari dalam keluarga. 

Orang tua dapat memberikan contoh langsung pada anak pada bagian-bagian yang dirasa kurang ketika anak mengusai pelajaran. Orang tua juga menjadi stabilizer ketika anak sedang dalam keadaan kesulitan dalam menyerap pelajaran, saat mendapat nilai rendah, atau ketika terlibat konflik sesama teman. Orang tua bisa memberikan teladan keseharian yang baik dari masalah diatas sehingga input yang masuk kepada anak bernilai positif. 

3. Orang Tua sebagai Fasilitator
http://www.my-armae.com/2012/07/menjadi-fasilitator-itu.html

Orang tua sebagai fasilitator bertugas memfasilitasi anak agar dapat mengexplorasi minat dan bakat anak. Menemukan minat dan bakat bukan hal yang sederhana, ia membutuhkan kemampuan bereksperimen, latihan dan evaluasi rutin dari anak sehingga bakat dan minatnya dapat berkembang dengan baik. Negara maju di Eropa dan Amerika mereka sudah memetakan bakat anak sejak usia dini, dan semua dilakukan dengan mewawancarai orang tua, di Indonesia hal ini masih sangat jarang, namun orang tua dapat mengarahkan anak agar minat dan bakatnya dapat terfasilitasi dengan baik. 

Menurut E. Mulyasa (2008) setidaknya orang tua harus memiliki 7 sikap dalam memfasilitasi minat dan bakat anak seperti yang di indentifikasikan Rogers (dalam Knowles, 1984), yaitu: (1) tidka berlebihan dalam berpendapat, (2) Mendengarkan Anak, (3) Menerima Ide dari anak, (4)Perhatian, (5) Memberi komentar balik, (6) Toleransi pada kesalahan anak, (7) Menghargai anak. Tujuh hal ini dapat menjadi orang tua yang tentu tidak berharap minat dan bakatnya terkubur dan lenyap. 

4. Orang Tua sebagai leader
https://earlychildtrainingcenter.com/6-characteristics-of-a-great-leader/


Kemampuan Leader bukan hanya dimiliki oleh para politisi saja, lebih penting orang tua harus mampu mencontohkan dalam segala hal, mulai dari konsistensi, kewibawaan, manajemen, serta perhatian yang baik. Orang tua harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan anaknya menuju tujuan yang dicita-citakan bersama. Mengajarkan musyawarah pada anak sedini mungkin, belajar mendengarkan aspirasi anak, dan siap menerima kritik dari anggota keluarga lainnya. 

Bangunan keluarga seperti ini tentu idaman banyak orang di dunia termasuk keluarga kita. Kepemimpinan yang baik terutama ayah akan membantu menyempurnakan karakter anak yang di besarkannya, sebab tentu kepemimpinan yang baik pada diri anak akan membantunya memproteksi dirinya sendiri dari hal-hal negatif ketika anaknya tumbuh kelak. 

5. Orang Tua sebagai Motivator
http://www.wajibbaca.com/2016/10/salut-meski-tak-punya-tangan-dan-kaki.html

Kegiatan Motivasi bukan hanya dibutuhkan oleh orang dewasa, motivasi juga dapat dilakukan dari orang tua kepada anaknya. anak kadang mengalami kesulitan dan kegagalan, diantara tindakan anak tentu ada yang menyerah dan merasa gagal. Orang tua pada saat itu memiliki peran penting yaitu membangkitkan motivasi anak.

6. Orang Tua sebagai Evaluator
https://11m5ki43y82budjol1gjvv5s-wpengine.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2015/10/app-developer-company-evaluation-cycle-1.jpg

Keluarga yang baik adalah keluarga yang sering melakukan evaluasi, didalam evaluasi ada masukan, saran, pendapat, dan musyawarah. menghadirkan evaluasi dalam keseharian keluarga menciptakan harmonisasi yang indah.

Sumber : sahabatkeluarga.kemendikbud.com
#sahabatkeluarga
Share:

Wednesday, May 2, 2018

MKG, jadi Pelajaran orang tua memantau anak.

http://jakarta.tribunnews.com/2018/04/30/polisi-fasilitasi-proses-mediasi-kasus-penendangan-anak-di-mal-kelapa-gading
Baru-baru ini di media sosial terjadi sebuah adegan kurang mengenakkan yang terekam CCTV di Mall Kelapa Gading. Kejadian ini mengagetkan karena terlihat seorang ayah yang melakukan tindakan yang salah karena anaknya terjatuh dari ayunan kemudian menendang punggung anak yang tak sengaja menjatuhkannya. Salah dalam arti orang tua kesal karena rasa cintanya pada anaknya yang menyebabkan orang tua mengeluarkan tindakan yang kurang terpuji tersebut.

Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies Baswedan pernah mengalami pem-bully-an di antara teman-temannya, kasusnya berbeda namun memiliki kesamaan secara subjek. saat itu menurut Anies dirinya mengalami penindasan berupa perkelahian yang tak seimbang secara jumlah, Anies kecil sendirian dan melawan beberapa orang. Orang tua Anies melihat anaknya jelas kalah dalam pertarungan tidak seimbang itu, namun yang di lihat Anies saat itu orang tuanya mendiamkan dan berkata biarkan Anies belajar untuk menghadapi masalahnya sendiri.

Kasus di Mall Kelapa Gading dengan kasus Anies Baswedan kala kecil hampir sama, orang tua melihat bahwa anaknya sedang tersakiti. Namun, tindakan yang ditujukan untuk mendukung anaknya yang tersakiti berbeda antar kedua orang tua. Orang tua memang punya fitrah rasa cinta yang besar terhadap anaknya, namun tentu orang tua harus punya jarak dalam mendukung anak dalam dunia bermainnya. 

Anak tentu punya dunia permainannya masing-masing, anak sendiri punya daya saing dalam masa pertumbuhannya, hal ini membuat setiap anak punya karakter nya dalam permainan. Anak adalah pribadi yang jauh dari sifat-sifat munafik, anak selalu bertindak apa adanya. walaupun apa yang di bawa dan dilakukan anak merupakan representasi contoh dari sikap dan perilaku orang tuanya.

Berbeda dengan orang dewasa yang kadang sudah tidak sesuai dengan realita kehidupan sehari-hari, dimana para orang dewasa sudah mulai melakukan manipulasi baik psikis dan fisik untuk mempertahankan nilai-nilai hidupnya. Seorang anak biasanya akan terlihat apa adanya, tidak pendendam, dominan kasih sayang, dan kepedulian.

Dalam pertandingan sepakbola sejak 2006 FIFA membuat peraturan dimana setiap pemain membawa anak di tuntun memasuki lapangan mendampingi para pemain sepakbola. mungkin banyak yang bertanya mengapa seorang anak di bawa kedalam lapangan sepakbola kemudian dibawa kedalam lapangan sampai selebrasi pembukaan selesai. banyak tujuan dari FIFA membuat peraturan ini selain, bentuk perhatian FIFA terhadap anak-anak yang tidak beruntung di seluruh dunia, ternyata juga dalam upaya FIFA membuat permainan semakin Fair Play, mengapa sebab seorang anak ketika dalam permainan tentu akan ada persaingan yang kadang membuat salah satu anak menangis, namun perhatikan seorang anak tidak akan terjadi dendam yang berkelanjutan. seorang anak akan bermain seperti tidak ada apa-apa sebelumnya.

sebagai orang tua tentu yang terpenting buat kita adalah agar anak-anak kita menjadi lebih baik dibanding diri si orang tua kedepannya. Pekerjaan orang tua bukan hanya mencukupi kebutuhan materil si anak namun yang lebih penting lagi kebutuhan mental dan fisik anak. Bisa jadi hari ini kita mampu melindungi anak kita dengan cara kita masing-masing namun kedepannya tentu anak harus sendiri nya melewati masalahnya. Ketika kita terlalu ikut campur atau memberikan contoh yang pembelaan berlebihan pada anak secara tidak langsung anak akan merasa dilindungi, rasa diri nya untuk menghadapi masalah akan tergantikan dengan berlindung terhadap kita.

belajar lah menjadi orang tua yang mampu membuat anaknya berdiri tegak menghadapi masalahnya sendiri. fungsi orang tua menjadi pengarah dan tangga menuju sukses anak di kemudian hari. bukan selayaknya orang tua membawa emosinya dengan dalih melindungi anak. ingatlah anak-anak kita adalah peniru yang sangat ulung, setiap perilaku kita akan dicontoh oleh anak-anak kita dengan sangat baik. alangkah bijaknya menjadi orang tua mampu memberikan proteksi yang dibutuhkan anak bukan yang di pertontonkan untuk menunjukkan bahwa orang tua punya kekuatan.
Share:

Komentar

Artikel Populer

promote

About Me

My photo
saya Adalah guru, dan setiap kita adalah guru