Friday, April 27, 2018

Remaja, Bagaimana orang tua menyikapinya...

sukawu.com

Orang tua selalu menginginkan dalam hidupnya mampu mendidik dan membersamai anaknya dalam kehidupan. sejak kanak, remaja hingga kemudian menjadi dewasa orang tua memiliki cita-cita yang mulia terhadap anaknya. walaupun secara spesifik tentu setiap orang tua punya standar tersendiri terhadap cita-cita kesuksesan anaknya.


Salah satu fase anak dalam kehidupan adalah remaja, masa dimana hampir setiap anak menanamkan nilai-nilai untuk bekal menghadapi kedewasaannya kelak. Rousseau pemikir abad 18 berpendapat bahwa remaja adalah masa dimana penalaran berkembang. rasa ingin tahu berkembang pesat di usia 12 sampai 15 tahun, dan pada usia 15 tahun hingga 20 tahun kematangan emosional dan sifat memikirkan diri sendiri (selfishness) digantikan dengan minat terhadap orang lain.


Remaja sendiri sebuah masa Peralihan sejak berlalunya masa kanak-kanak menuju dewasa. Walaupun terminologi remaja baru muncul di era 90-an. sebelumnya seseorang hanya mengenal anak-anak kemudian menjadi dewasa. bahkan sempat pada abad pertengahan remaja dianggap sebagai miniatur dewasa, sehingga perlu diberikan disiplin yang keras.

Di Indonesia sendiri, remaja merupakan masa terpenting bagi pribadi seserorang, bahkan banyak ditemukan adat istiadat yang memperlihatkan bagaimana seorang anak yang siap memasuki masa dewasa mendapatkan fit and proper test dengan berbagai ritual agar dinyatakan mampu meraih kedewasaannya.

Perkembangan teknologi selanjutnya banyak mempengaruhi masa pertumbuhan remaja saat ini. Remaja dianggap paling rentan dalam masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran. budaya hedonis seperti bersenang-senang, musik, games, percintaan, life and style amat sangat mudah masuk dalam keseharian para remaja di Indonesia.

Angka Pergaulaan bebas remaja di Indonesia tentu menjadi perhatian serius semua pihak, jangan sampai bangsa ini lupa pada jatidirinya. pepatah mengatakan jika kalian ingin melihat nasib suatu bangsa lihatlah pemudanya. secara lingkup yang terkecil para orang tua harus mampu memberikan petunjuk dan arah yang jelas agar anaknya mampu melewati masa remaja secara baik. 

Peran orang tua dianggap sangat penting dalam hal ini, banyak hal dapat dilakukan selaku orang tua dalam hal ini. kehatian-hatian para orang tua amat sangat di utamakan dalam hal ini mengingat generasi remaja perlu pendekatan yang berbeda dibanding dengan anak-anak. beberapa hal dapat dilakukan para orang tua dalam mendukung masa remaja anak agar mereka dapat meningkatkan potensinya. diantarannya adalah :

1. Mencari Bakatnya
futuready.com

Setiap anak memiliki kecenderungan minat dan bakatnya masing-masing. di usia remaja anak akan cenderung lebih kritis ketika mendapatkan sebuah arahan dari orang tua yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya. Egosentris anak mulai muncul dan mendominasi para remaja, mereka mulai mencari pendapat lain selain dari orang tua. tentu, orang tua harus mampu memahami bakat sesungguhnya anak kemudian mengarahkan anak kepada sesuatu yang lebih dapat ditingkatkan daripada bakatnya sekarang. Remaja akan cenderung dapat menerima dalam tataran logis, dan penuh support dari orang tua. orang tua dapat mengajaknya mengikuti psikotes, bertemu psikiater, atau orang tua terlibat dalam bakatnya.

2. Perhatian yang flexible
TLNT.com

Remaja cenderung sulit diarahkan namun mereka belum memiliki prinsip yang kuat. orang tua dapat melakukan perhatian pada anak walaupun awalnya mungkin mereka tidak menginginkan. mengenali teman bermainnya, ikut beberapa kegiatannya, mendengarkan ceritanya, ikut memberi support dalam berbagai macam keadaan menjadi pondasi penting agar anak dapat melewati masa remajanya. orang tua dituntut untuk flexible dalam beberapa hal, tidak terlalu mengekang anak namun jangan membiarkannya terlalu longgar.

3. Berikan penghargaan
bisnismoo.com

Masa Remaja seorang sangat membutuhkan penghargaan dari orang tuanya. Remaja yang cenderung tertutup lantaran merasa dirinya tidak mendapatkan penghargaan selaknya baik dari lingkungan maupun keluarga. Thomas Alfa Edison sang penemu bola lampu dan ribuan hak cipta saat usianya remaja pernah dikeluarkan dari sekolah karena dianggap tidak dapat mengikuti pelajaran. Sang ibu membaca surat yang dikirim oleh guru Thomas Alfa Edison bahwa anaknya dikeluarkan karena tidak mampu mengikuti pelajaran. namun sang ibu buru-buru menutup surat dan berkata bahwa engkau thomas sekolah mengeluarkan kamu karena engkau terlalu cerdas, sehingga hanya ibu yang bisa mengajarkan, dan ketika ibunya meninggal Thomas menemukan surat tersebut dan baru menyadari isi sebenar nya surat tersebut. ketika itu Thomas sudah menjadi ilmuan terkenal seantero jagad. bagaimana dengan anak remaja kita tentu kita menginginkan pujian terbaik yang dapat membantunya melawati masa remajanya.

4. Bangun komunikasi keluarga
momdadi.com

Buatlah komunikasi efektif antar anggota keluarga di rumah, sediakan waktu makan malam sebelum tidur untuk ngobrol dan berbincang hal yang ringan. buat ikatan antar keluarga, jauhkan jangkauan gadget, televisi selama masa keluarga. setidaknya secara jangka panjang terdapat hubungan yang dekat, dan anak mendapatkan komunikasi yang tepat selama melewati masa remaja menuju kedewasaaan,

Masa remaja bukan sesuatu yang harus di takuti sebagai orang tua, masa ini merupakan masa gemilang anak dalam bereskperiment, pemberian waktu khusus diluar kesibukan bekerja atau rutinitas harian menjadi hal yang penting agar anak-anak keturunan kita tidak liar bebas menikmati masa remajanya tanpa adanya arahan dan petunjuk yang diperlukannya dalam mempersiapkan masa dewasanya.


Share:

Thursday, April 26, 2018

Memotivasi diri mendidik anak

pondokibu.com
Memiliki anak merupakan dambaan banyak orang, walaupun tidak semua orang ingin memiliki anak. ada saja orang yang tidak memiliki anak, kehidupan berkarir, tanggung jawab yang belum tertata, kehidupan hedonis, masih belum mapan, adalah sedikit dari banyak faktor memiliki seorang anak dan keturunan.

Anak memang sebuah anugerah yang luar biasa dari Allah SWT, tidak semua yang memutuskan untuk berkeluarga dapat dengan segera memiliki momongan. meskipun ada saja karena praktek perzinaan mengakibatkan perilaku yang lebih rendah dari binatang berupa pembunuhan anak atau membuang anaknya dipinggir jalan.

padahal, anak adalah sebuah anugerah yang amat besar, banyak orang rela menghabiskan uang yang nilainya fantastis hanya untuk mendapatkan keturunan. Memang kita sebagai manusia harus selalu di ingatkan, sehingga motivasi mendasar dari syukur nya kehidupan dengan keturunan menjadi anugrah yang besar untuk kita nikmati.

mungkin akan banyak diksi yang harus digunakan untuk memberikan motivasi yang kuat dalam mendidik anak, namun ada beberapa motivasi yang dapat kita jadikan acuan dalam mendidik anak dirumah.

1. Anak adalah sumber rizki
Ada pepatah bahwa anak mendatangkan rizki, memang kalau kita menyakini bahwa anak mendatangkan banyak rizki yang tidak terduga. disini saya tidak mempersepsikan bahwa anak dapat dieksploitasi untuk mendapatkan uang. namun, anak walaupun secara harfiah tidak bekerja namun anak akan menjadi musabab rizki hadir pada keluarga. Anak merupakan ruang tersendiri pada Rizki yang besar seandainya rizki tidak dinilai dari harta saja, secara harfiah Rizki anak begitu banyak dan kadang para orang tua akan sangat takjub dengan bagaimana anak memberi keberkahan dalam hidup.

2. Anak adalah sumber kebahagiaan
Tidak dapat disangkal lagi bahwa anaklah sumber kebahagiaan bagi para keluarga, keluarga tanpa anak tentu lebih buruk dari sayur tanpa garam. Anak seakan menjadi buah dari cinta antara dua insan dan memberikan semangat untuk melanjutkan kehidupan. mendidik anak secara benar sesungguhnya memberikan kesempatan pada diri kita untuk hidup lebih baik lagi. 

3. Anak penerus generasi
Secara tradisi anak adalah penerus keberlangsungan manusia, bukan sekedar insan saja anak juga menjadi penerus budaya, nilai, adat, ekonomi, sosial dsb. Anak dalam berbagai budaya dianggap sebagai sesuatu yang amat penting dalam keberlangsungan sebuah koloni dalam bermasyarakat. pandai mengelola anak menjadi motivasi agar generasi yang kita tinggalkan adalah generasi yang tangguh.

diantara yang paling besar dalam motivasi mendidik anak adalah tanggung jawab besar bahwa kehidupan kita yang sekarang adalah hasil kerja keras orang tua dalam mendidik kita. sehingga sudah selayaknya kita mampu memberi yang lebih baik dari yang pernah diberikan orang tua kita. 

semoga bermanfaat
Share:

Wednesday, April 25, 2018

Hubungan Depresi Ibu pada tumbuh kembang anak.

catalogibu.com

Pepatah lama mengatakan, Rusak ayah rusaklah dirinya, rusak ibu satu generasi rusak. tentu pepatah ini tidak kita harapkan terjadi pada diri dan keluarga kita. ibu adalah pendidikan awal bagi anak, baik tidaknya seorang anak, tentu akan sangat besar dipengaruhi oleh seorang ibu. walaupun, tentu peran ayah juga sangat penting dalam kehidupan awal anak, dimana ayahlah karakter anak dididik dan ditempa secara lebih optimal. maka menjadi seorang ayah pun, punya pekerjaan yang sama dengan seorang ibu, walaupun tugas utama ayah adalah mencari nafkah.

Penelitian yang dilakukan Patricia East dari University of California San Diego School of Medicine mengatakan pada titik tertentu selama penelitian, sekitar setengah dari ibu-ibu memiliki gejala depresi, dan sepertiga mengalami depresi berat. 
beberapa hasil penelitian yang penting bagi para keluarga diantaranya adalah :

Pada usia lima tahun, anak-anak dengan ibu yang mengalami depresi berat memiliki skor IQ verbal rata-rata 7,3 (pada skala 1 sampai 19), dibandingkan dengan skor yang lebih tinggi 7,8 pada anak-anak tanpa ibu yang depresi.

Selain itu, anak-anak ini akan memiliki kosakata yang lebih kecil dan keterampilan pemahaman yang lebih buruk. Selain itu, ibu depresi juga tidak banyak berinteraksi dengan anak-anak mereka. tentu ini diakibatkan rata-rata orang tua yang memiliki depresi akan mengurangi komunikasi efektif dengan anaknya sadar atau tidak.

hasil penelitian ini merupakan masukan yang berharga. Bagi para keluarga yang memulai meniti hidup baru tentu akan banyak mengalami  banyak problem dan tantangan. kadang orang tua terpaksa menumpahkan emosi nya pada anak, atau setidaknya secara implisit akan terlihat pada gerak dan perilaku. untuk itu mulai sekarang hindari kontak langsung pada anak-anak kita.

Mari selamatkan generasi keturunan kita, penggunaan metode yang benar serta pengendalian emosi yang baik bagi orang tua akan sangat membantu bagi anak. orang tua harus banyak belajar dan membuka diri dan mengikuti forum orangtua agar dikemudian hari bukan penyesalan yang akan menyelimuti para orang tua yang merasa kurang berhasil. akhirnya, tentu berdoa dan berusaha menjadi kunci utama keberhasilan keluarga terutama setelah upaya dilakukan dalam membentengi keluarga yang kita cintai.

Semoga Bermanfaat
Share:

Hentikan Perilaku memukul pada anak

Hellosehat.com
Baru-baru ini di daerah Banyumas Ada oknum guru yang melakukan penamparan pada siswanya. kejadian ini sempat menjadi viral di media sosial akibat kejadian tersebut di videokan oleh salah satu siswa dikelas. Banyak orang menyayangkan kejadian tersebut dilakukan oleh seorang terdidik yang disebut guru, tentu contoh tersebut tidak menggeneralisir bagi para guru di Indonesia.

Bentuk kekerasan pada siswa dan murid mungkin bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. budaya mendidik dengan dalih kekerasan sudah banyak terjadi di Indonesia. Kekerasan Sendiri dimaksudkan oleh sebagian guru untuk mendidik anak nya agar lebih disiplin dan tidak lembek ( lemah) dalam proses belajar. Tentu, berbagai dalih dalam mendidik anak banyak di utarakan, namun tentu perlu ada kewaspadaan karena kekerasan pada anak secara psikis dan mental tentu akan berpengaruh besar pada anak.

Kekerasan sendiri menurut Fritjof Chapra di dalam bukunya The Turning Point, menyebut kekerasan sebagai “penyakit peradaban”. Fritjof Chapra membaca patologi sosial ini (kekerasan), sebagai bias dari anomali ekonomi dan krisis budaya. Dari perspektif ekonomi, kekerasan lahir dari keterdesakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. 

Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap seseorang. 

Penyakit peradaban ini tentu bisa di atasi dengan keseriusan seluruh elemen dalam masyarakat dalam menyikapi kekerasan terutama dalam dunia pendidikan. Masyarakat tentu perlu lebih cerdas dalam melihat pemberitaan di Media Sosial, karena dalam sebuah berita viral minim sekali 5W+1H. sehingga sebuah pemberitaan yang sangat cepat tanpa ada proses editing sangat besar menghadirkan Hoax pada pemberitaanya.

Namun, tentu kita sebagai masyarakat harus menghentikan praktek kekerasan kepada siswa di sekolah terutama yang dilakukan oleh Oknum Guru. Selain itu juga masyarakat harus memberikan perhatian pada sosok guru yang sudah bekerja keras dengan pendapatan pas-pas an yang diterimanya. Seperti Ahmad Budi Cahyono SMAN 1 Torjun (SMATor), kabupaten Sampang meninggal usai dipukul siswanya sendiri. Ini Merupakan contoh fatal dari tindakan siswa, belum lagi tindakan orang tua, bahkan masyarakat pada guru yang menilai guru tidak boleh salah.

Porsi seimbang dalam melihat, mengomentari, bahkan memberi penilaian sebuah kasus terutama contoh diatas menjadi hal mendasar bagi perkembangan pendidikan kedepannya di Indonesia. pendidikan di Indonesia harus bersih dari bentuk kekerasan diluar dari pada aturan yang lebih humanis dalam mendidik manusia. Manusia tentu bukan binatang yang harus di pecut agar mengerti, memahami psikologis perkembangan bagi para guru juga menjadi hal yang utama untuk menghindari bentuk justifikasi bagi perilaku siswa.

akhirnya, kasus-kasus diatas tentu tidak diharapkan terjadi pada diri kita dan keluarga terdekat kita. perhatian yang diberikan pada keluarga kita dapat mencegah secara diri kekerasan yang terjadi di sekolah. menanyakan kabar anak ketika pulang sekolah, apa yang dikerjakan, apa yang menarik selama belajar tentu menjadi deteksi dini dari kekerasan disekolah. Sementara, peningkatan kesejahteraan guru baik secara ekonomi dan spiritual guru menjadi hal yang wajib di tengah upaya meningkatkan karakter bangsa saat ini.

semoga bermanfaat.
Share:

Wednesday, April 18, 2018

cara efektif bermain dengan anak

http://roboticsindonesia.com
Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat, para orang tua dituntut untuk melakukan penyesuaian untuk membentengi anak dari efek negatif dari kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Hampir kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seorang anak yang sibuk dengan gadget dan handphone yang digunakannya, dan orang tua tidak sadar akan bahaya dari penggunaan gadget dalam keseharian anak.

Anak memang tidak mengetahui akan bahaya, anak hanya tahu dan memiliki sifat alamiah dasar yaitu tertarik pada benda dan warna mencolok yang di tampilkan gadget. Anak cenderung ingin mengetahui dan menguasai teknologi yang berada di hadapannya. istilah nya adalah digital native dimana anak cenderung dapat menguasai dengan mudah teknologi dihadapannya karena mereka terlahir dalam kondisi teknologi yang sedang berkembang. sedangkan para orang tua sulit untuk memahami teknologi gadget yang berkembang karena di saat para orangtua dewasa teknologi tersebut hadir, istilahnya adalah digital immigrant.

keadaan ini membuat gap/jarak yang besar seandainya orang tua tidak ingin mengikuti perkembangan tersebut. kebiasaan anak bermain game yang jauh dari edukasi cenderung mempraktikkan kekerasan, kegiatan saling menghujat pada lini media yang mempertontonkan bahasa sarkasme, bahkan yang membahayakan konten pornografi yang semakin mudah diakses. hal ini akan menjadi racun seandainya tidak segera ditangani oleh para orang tua.

Dampak buruk teknologi ini layaknya rokok, dimana pengguna tidak secara langsung mengalami dampak negatif dari penggunaan gadget. padahal secara jangka panjang seorang anak yang berada pada penggunaan gadget diatas batas kewajaran membuat anak memiliki banyak dampak yang sulit untuk diobati secara medis. Sebagai contoh anak akan memiliki sikap minder dengan penampilan media sosial yang mempertontonkan kaum borjouis/ kekayaan, malas berfikir, emosional, kurang kepekaan terhadap sosial, bahkan stress yang dini dialami para generasi muda ini.

Kemauan keras orang tua untuk senantiasa belajar menjadi kunci dari semua efek negatif yang dihasilkan. bagaimana orang tua membatasi penggunaan teknologi pada anak, bagaimana orang tua mengetahui konten apa saja yang diakses anak, pembatasan gadget pada usia dini, dan pelibatan orang tua dalam aktivitas harian anak. orang tua dituntut untuk senantiasa aktif berkontribusi pada diri anaknya. dalam hal ini orang tua bermain dalam banyak peran agar orang tua bisa menjadi win solution dari masalah-masalah anak.

Peran yang dapat dilakukan orang tua di era modern seperti sekarang ini, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi diantarannya adalah :

1. Orang tua guru Spiritual
2. Orang tua sebagai Psikolog
3. Orang tua sebagai atlet
4. Orang tua sebagai Public speaking
5. Orang tua sebagai Motivator

Peran- peran tersebut tentu dapat dikolaborasikan antara pasangan terutama dalam berbagai keseharian orang tua, peran aktif bersama dan keteladanan yang baik akan mendukung anak menjadi pribadi yang tangguh di kemudian hari.

Semoga Bermanfaat


Share:

Pengaruh musik pada kecerdasan anak

www. pinterest.com
Anak terlibat dalam banyak bakat yang harus di munculkan, tentu setiap anak memiliki seluruh kecerdasan yang ada. menurut Howard Gardner terdapat 9 sub aspek kecerdasan, diantaranya adalah : Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence), Kecerdasan matematis-logis (Logical – mthematical intelligence), Kecerdasan ruang(Spatial intelligence), Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence),Kecerdasan musikal (Musical intelligence),Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence), Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence), Kecerdasan lingkungan/naturalis (Naturalist intlligence), dan Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence).

pada kenyataanya, setiap orang tentu akan memiliki dominan kecerdasannya masing-masing, namun pertanyaannya adalah dimana peran kita dalam membentuk mentalitas anak agar mampu meningkatkan kecerdasan dalam kehidupan sehari-hari. salah satu kecerdasan itu adalah kecerdasan dalam kecerdasan musikal, dan kecerdasan linguistik atau bahasa.

menurut sebuah studi studi Artur Jaschke dari VU University of Amsterdam di Belanda yang dikutip the indiana express menunjukkan bahwa bahwa musik mempengaruhi kecerdasan diantaranya adalah mampu mengatur prioritas, penalaran berbasis bahasa, dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers di Neuroscience tersebut, para peneliti melakukan penelitian dengan 147 anak-anak di beberapa sekolah Belanda. Mereka menggunakan metode musik terstruktur yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan di Belanda, bersama dengan pusat ahli untuk pendidikan seni.

Share:

Tuesday, April 17, 2018

Mendidik Keluarga Berhemat

sumber gambar : ekonomi.okezone.com

Berhemat adalah kemampuan seseorang untuk menunda keinginannya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih di kemudian hari. terdapat banyak metode dalam berhemat terutama berkaitan dengan masalah keuangan yang berkaitan dengan belanja dan pengeluaran lainnya. berhasilnya kegiatan berhemat akan dirasakan dalam waktu yang akan datang, namun tentu ada nilai pengorbanan yang dirasakan sebelumnya.

Berhemat sendiri harus dibiasakan sejak dini mulai dari orang tua hingga anak. Anak tentu akan mengikuti arus yang diajarkan orang tuanya, tentu orang tua disini harus memahami bahwa kegiatan berhemat ini merupakan teladan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sisi positif hidup berhemat tentu akan sangat berguna bagi keluarga, diantaranya keluarga terbebas dari masalah keuangan, karena pengeluran akan disesuaikan dengan keuangan keluarga. selain itu, keluarga memiliki cadangan investasi yang dapat digunakan sewaktu-waktu, keluarga juga punya jaminan dana pendidikan untuk melanjutkan pendidikan anak, akhirnya teladan yang baik merupakan bekal bagi keluarga yang tangguh dan kuat.

hidup hemat sendiri bukan melulu menyimpan uang dengan cara menabung. hidup hemat bisa melalui kegiatan memilih barang yang berguna, menggunakan uang sesuai kebutuhan. berhemat secara lebih luas adalah pola pikir dan konsep bagaimana meraih kejayaan keluarga dikemudian hari. tidak jarang anak yang berkembang menjadi enterpreneur/wirausahaan sukses sejak kecil ternyata terdidik dalam keprihatinan dan konsep berhemat yang baik. tidak kah kesuksesan juga kita harapkan pada keluarga kita.

ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua, agar keluarganya dapat menerapkan konsep berhemat dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah :

1. Biasakan anak menabung
Belikan setiap anak kita tabungan, ajarkan anak untuk menyisihkan uangnya. bukan besar dan kecilnya nilai yang ditabung. melainkan proses secara kontinue yang diutamakan dalam mensukseskan proses belajar anak yang mahal ini.

2. Biasakan anak menyisihkan uang jajan
 Menyisihkan uang terutama dari barang yang akan dibeli menjadi tantangan tersendiri para orang tua, membelikan mainan memang menjadi kebahagian bagi anak dan orang tua. namun alangkah baikknya buatlah kebiasaan kecil namun memiliki dampak besar yaitu sisihkan uang dari apa yang ingin dibelinya. misalnya berikan pilihan opsi kalau beli A yang lebih murah kamu bisa nabung untuk kamu beli barang B di kemudian hari. pilihan barang yang lebih murah, dan kaji manfaat dari membeli dan tidak membeli. membuat tantangan agar anak tidak terlalu mudah mendapatkan sesuatu otomatis melatih anak dalam berhemat.

3. Beri Tahu cara mendapatkan uang
Anak tentu tidak mengetahui bagaimana sulitnya orang tua dalam mencari nafkah. anak hanya mengetahui apa yang ingin mereka miliki dan inginkan. Menceritakan bagaimana orang tua mendapatkan rizki secara tidak langsung melatih anak untuk prihatin dan mempersiapkan dirinya kelak ketika besar. 

4. Buat Kesepakatan dalam hal apapun
membuat kesepakatan ketika akan berbelanja, apa yang akan dibeli menjadikan anak terlatih untuk menahan diri keinginan-keinginan nya dan mulai mengatur apa yang diinginkan. pernah penulis menemukan akan yang menunjuk makanan-makanan di minimarket sambil berkata "ini tidak boleh" terus berulang-ulang. ternyata anak itu hanya mengambil satu benda yang ia inginkan. setelah ditelusuri si anak ternyata di breafing kecil-kecilan oleh orang tua tentang barang yang dibeli, kalau mau beli barang lainnya harus di atur di kemudian hari. cara ini sederhana dan melatih anak dalam komitmen dan tanggung jawab.

5. Penuhi kebutuhan bukan keinginan
biasakan kita selaku orang tua mengutamakan kebutuhan dari pada keinginan. Diskusikan dengan pasangan apa yang akan di belanjakan, seandainya dirasa tidak mendesak, alangkah baiknya menunda pembelian. gaya berhemat ini paling efektif untuk keluarga dalam berhemat. semakin lama anda akan terbebas dari jeratan financial dari kebiasaan ini.

6. Ajarkan rasa syukur
Bersyukur adalah yang utama dalam kehidupan ini, ada ungkapan nikmat itu bukan sekedar karna hidangan lezat, melainkan karena kita lapar. bisa jadi dalam kehidupan, ada saja pelengkap dalam kehidupan kita yang terus terpenuhi, lebih mudah kita dapatkan dibanding orang lain. hal ini akan terasa lebih nikmat seandainya kita belajar untuk mensyukuri, sehingga keluarga kita akan terlatih dalam membelanjakan sesuatu, tidak terlalu glamor atau bahkan tidak terlalu pelit, karena menyadari sesungguhnya harta adalah titipan yang akan dimintai pertanggung jawaban.

Jangan biarkan diri kita terlena dengan menghambur-hamburkan uang walaupun pendapatan anda mencukupi. transfer nilai dalam kehidupan lebih penting dalam keluarga, seperti roda kadang kehidupan ada saat nya berada dalam kesempitan atau berada dalam kondisi lapang. belajarlah dari orang-orang sukses yang pernah ada, agar kehidupan anak keturunan kita lebih baik.

semoga bermanfaat
Share:

Monday, April 16, 2018

JANGAN biarkan anak bermain gadget, mulai ajak bermain bersama keluarga. ini dampaknya!

Sumber : Combiphar.com

Anak terutama yang masih di bawah 12 tahun, masih didominasi dengan permainan. permainan seakan menjadi hal yang paling sering dilakukan oleh anak usia tersebut. permainan seakan menjadi wadah aktualisasi imaginasi, sosialisasi, dan kerjasama antara teman.

melihat anak yang didominasi penggunaan internet, melalui alat komunikasi seperti gadget dan gamming, membuat potensi besar anak dapat terkubur akibat rutinitas ini. banyak pakar penelitian melihat bahwa teknologi gadget yang di terapkan kepada anak pada usia terlalu dini dapat menyebabkan anak kita kurang dapat berkembang dengan baik.

Keluarga dalam hal ini ayah dan ibu dapat membuat suatu simulasi bermain yang membuat anak kita lebih suka bermain daripada menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-harinya. hal-hal yang dapat dilakukan agar keluarga kita selamat dari paparan Gadget pada anak diantaranya adalah :

1. Melakukan permainan sederhana dengan Ayah
Anak pada dasarnya menyukai dunia imajinasi, anak tidak memerlukan mainan yang sangat mahal atau mainan yang bagus. kadang anak hanya perlu di dekati dan diajak main bersama ayah, keterlibatan ayah dalam permainan membantu anak dalam meningkatkan kepercayaan diri dan daya imajinasi anak. alangkah ruginya jika anak hanya berkembang dari dunia digital yang perkembangannya tidak terukur. ayahlah barometer dan contoh anak, ayah yang aktif dalam permainan anak akan membantu bekal kehidupan anak kelak.

2. Ajak anak ikut silaturahmi
silaturahmi memiliki keberkahan, ajaklah anak kita bersilaturahmi bersama keluarga agar mereka terbiasa dengan berkunjung, apalagi di rumah yang kita kunjungi memiliki anak seumur dengan anak kita, tentu ini akan melatih anak dalam bersosialisasi. anak yang sering berkunjung tentu akan punya banyak pengalaman dan akan meningkatkan kepercayaan diri anak.

3. Ajak anak ke acara rutin
pada dasarnya kita adalah makhluk sosial, tentu dalam keseharian adakalanya kita memiliki komunitas untuk mengaktualisasikan diri kita. baik dalam bentuk hobi, penambah sarana keilmuan, atau pengajian. Ajaklah anak kita dalam kegiatan rutin kita diluar rumah, ia akan belajar banyak hal, nilai positif dari organisasi yang kita ikuti akan menjadi referensi anak dalam mengembangkan bakatnya. ajak pula ia kepengajian rutinan anda, ini juga salah satu hal  yang sangat penting, secara tidak sadar anak akan tertransfer nilai-nilai kebaikan yang baik untuk bekal kehidupannya kelak.

4. Tunjukkan dunia luar, Tidak melulu wahana wisata
kalau selama ini, jadwal sabtu dan minggu atau hari libur keluarga di jadikan ajang mengunjungi objek wisata dan mall. ada baiknya anda cari alternatif lain, ajak ia berbelanja kepasar, mendatangi rumah yatim piatu, datangi taman atau mendatangi museum, perpustakaan di kota, keperternakan atau hal-hal yang tidak biasa. anak pada dasarnya memerlukan pengetahuan baru sebagai khasanahnya. selamat mencoba dan lihat respon anak.

5. Ajak anak berbagi
Anak adalah makhluk sosial yang hidup dalam keberagaman dan rasa toleransi. nilai-nilai ini harus diasah agar menjadi kebiasaan dalam hidupnya. belajar berbagi belajar mengerti arti kehidupan. anak yang dapat berbagi, lebih memanfaatkan kesempatan karena mereka sangat mengakui bahwa kehidupan ini bukanlah sarana kesenangan semata, namun juga sarana kesukaran yang harus dihadapi sebagai tantangan hidup.

6. bacakan buku cerita
Membacakan cerita pada anak bukan pekerjaan yang dapat kita lakukan dengan mudah. perlu pembiasaan sejak dini agar anak anda terbiasa dengan aktivitas bercerita. bercerita sendiri bukan sesuatu yang instans seperti yang terdapat pada cerita sinetron. anda akan menemukan saat anak sedang bad mood, rewel, dan sulit diatur. sehingga kadang orang tua sudah merasa lelah sebelum bercerita. usaplah kepalanya, tahan kelelahan kita sejenak, mulailah bacakan cerita secara perlahan, ajak ia ikut mengomentari dan buat suasana yang menyenangkan. mudah-mudahan bercerita jadi kebiasaan keluarga kita sehingga anak akan terbiasa dan berkembang dengan optimal.
  1. Tidur dan memeluk anak
kadang anak yang beranjak besar tentu tidurnya mulai resah, penyebab tidur anak biasanya diakibatkan pola sehari-hari yang bermain dan beraktivitas. sehingga kadang tidur anak mengalami fase kelelahan dan emosi yang terbawa saat tidur. tidur dan memeluknya memang terlihat aktivitas biasa, namun dampaknya akan besar, ceritakanlah kalau semalam anda tidur disisinya, sehingga anak akan memberi respon positif pada otak nya kalau orang tuanya selama ini dekat dengan nya. 


7 hal ini dapat membantu perkembangan anak anda lebih optimal, anak merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus di jaga dan dirawat. Kecerdasan anak memang perlu dijaga namun mentalitas dan spiritual anak juga perlu diasah agar anak menjadi penerus generasi bangsa yang unggul di kemudian hari.
Share:

Sunday, April 15, 2018

Ayah Nikah Muda, Anak akan lebih mudah Bersosialisasi

islamidia.com
Anggapan bahwa nikah terlalu dini kurang persiapan, sedangkan menunda pernikahan akan membuat semakin matang dan dewasa seseorang ketika berkeluarga. anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya benar, kadang kala, keluarga yang dibina dari usia dini asal merupakan pernikahan yang dipersiapkan dengan matang akan memberikan dampak positif.

Ayah yang tergolong masih muda rentang 22-25 tahun, bisa dikatakan merupakan usia yang dapat memberikan generasi terbaik lebih siap dan sesuai dengan usia Ideal menikah. walaupun artikel ini tidak dibuat untuk meneliti dampak baik dan buruk menikah muda, melainkan untuk mengetahui hal positif ayah yang memiliki usia lebih muda.
Dalam Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, penelitian terbaru berhasil menambahkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa usia seorang Ayah juga ikut memengaruhi perkembangan sosial buah hatinya. Dalam penelitian tersebut, anak-anak yang lahir dari seorang Ayah yang berusia cukup matang (di atas 51 tahun) menunjukkan tingkat sosialisasi tinggi pada usia dini. Namun saat beranjak dewasa, dirinya justru tertinggal dari anak-anak yang lahir dari Ayah berusia lebih muda atau kurang dari 51 tahun.
para peneliti menemukan adanya kesamaan indikasi dari anak-anak yang lahir dari Ayah usia belia atau di bawah 25 tahun. Yakni, anak-anak tersebut akan sangat mudah bersosialisasi dan memiliki banyak keterampilan dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari Ayah berusia lebih dari 51 tahun.

menyimpulkan anak-anak yang lahir dari Ayah berusia muda atau matang, memiliki perbedaan sikap dalam bersosialisasi. Faktor genetik juga dipercaya memengaruhi isu perkembangan sosial pada anak yang lahir dari Ayah berusia cukup matang.

bisa disimpulkan, semakin muda ayah maka anak akan memiliki kemampuan bersosialisasi lebih baik dan memiliki keterampilan. bisa jadi karena mungkin anak yang sedang bertumbuh ditemani ayah yang masih ber jiwa muda, walaupun asumsi ini belum bisa menjadi acuan secara lebih umum. jadi, umur berapa anda akan menikah? pikirkan baik-baik.

Share:

Friday, April 13, 2018

Bahaya Unggah Foto anak disosial media (sharing dengan istri)

Hasil gambar untuk unggah foto anakSetiap orang tua seperti saya memiliki perasaan bahagia diberi karunia anak. Titipan yang sangat berharga dari sang maha pencipta ini merupakan anugrah yang tak ternilai harganya. setiap hari ada saja hal yang membuat saya dan keluarga besar bahagia dengan tingkahnya. apalagi anak-anak saya dikategorikan anak yang memiliki badan yang gemuk pas ( tidak obesitas) dan aktif. 
anugerah besar ini membuat setiap momen menjadi hal yang sangat ingin diabadikan. kecanggihan teknologi, handphone yang saya kenakan membuat hampir setiap saat saya memfoto kegiatan saya bersama-sama anak saya, begitu juga dengan keluarga besar. Hal itu menjadi hal yang sangat lumrah bahkan untuk hampir semua keluarga yang punya anak, pasti ada moment foto dan video yang disimpan sebagai kenangan berharga.

kegiatan mengabadikan kegiatan anak dalam mesin penyimpanan tidak berhenti sampai disitu. kemudian keinginan untuk meningkatkan reputasi sebagian orang, atau sekedar memberikan kabar pada lini masa sosial membuat foto dan video tersebut terunggah dalam berbagai macam situs. bisa dibayangkan kemudian ada komentar lucu, emotikon, love, dsb. hal ini menjadikan orang tua terus melakukan tidakan tersebut berulang-ulang dan akhirnya terpenuhi lini masa dengan kegiatan anak.

suatu hari saya dan istri sedang berbincang-bincang, saya dan istri membiasakan diri saya mengisi kegiatan ngobrol dengan istri setelah anak tidur. pembicaraan seputar aktifitas harian anak, kelucuan, dan hal-hal yang dirasa penting harus disampaikan. anak saya masih tergolong di bawah 5 tahun dan alhamdullilah Allah SWT sudah mengaruniakan kami 2 anak.

perbincangan tersebut istri bercerita bahwa ada penculikan gaya baru dimana sang penculik memperhatikan stiker yang ditempel di belakang mobil. modusnya dari nama inisial yang ditempat di stiker mobil kemudian si penculik memanggil panggilan anak tersebut ketika pulang sekolah, dan anak merasa kalau ada panggilan yang biasa ia dengar. 

saya tidak mengetahui berita tersebut benar atau tidak, komentar saya seputar pada apakah berita itu benar? dimana kejadiannya? dan bagaimana kabar anak yang diculik tersebut?. istri saya mengingatkan bahwa saya sering share foto anak di lini masa seperti facebook dan istagram. sebagai seorang istri ia khawatir hal tersebut akan menjadi jalan bagi orang jahat untuk memanfaatkan situasi tersebut.

saya mulai berfikir bisa jadi ada benarnya, dan saya selaku ayah harus bisa memproteknya. kemudian saya memahami bahwa tidak selalu media sosial dan share yang kita lakukan bernilai positif buat saya sendiri atau orang lain. setidaknya kemudian saya mencari apa saja dampak negatif dari menshare foto anak pada sosial media. ternyata ada beberapa hal negatif bisa dikatakan membahayakan dari kebiasaan kita menshare foto dan video anak di lini masa atau media sosial. diantaranya adalah :

1. Bahaya Kejahatan
Sebuah penelitian menyebut, rata-rata orang tua mengunggah lebih dari 1.500 foto anaknya sebelum si anak berusia lima tahun. Ahli psikologi anak dari Universitas Indonesia Anna Surti Ariani mengatakan, membagikan foto anak secara sembarangan bisa membuat anak jadi sasaran kejahatan. berhati-hati dalam memposting foto anak, alangkah lebih baik untuk konsumsi kita dirumah saja, seperti membuatkan album foto.

2. Pemicu Pelecehan Seksual
orang tua diharapkan tidak memposting foto atau video anak ketika sedang berenang atau sedang tidak berbusana lengkap. memposting foto anak dengan menggunakan pakaian tak lengkap, itu bisa memicu paedofil untuk mencari tahu. Apalagi, kini banyak orang tua yang memposting foto anak mereka dengan nama lengkap dan foto rumah.
3. kecemburuan sosial
ternyata anak juga bisa menimbulkan kecemburuan sosial. keluarga yang belum di beri keturunan, atau orang tua yang ditinggal anaknya diusia belia seperti meninggal karena sakit, dan faktor lainnya. hal ini tidak kita harapkan, karena menyebabkan orang lain menjadi sedih dan berduka. 

semoga kita bisa lebih bijak lagi dalam memposting foto atau video anak. alangkah baiknya kalau kita manfaatkan saja foto dan video anak untuk mempererat hubungan keluarga seperti memajangnnya di kamar atau album foto. karena essensi kita melakukan foto adalah untuk kebahagian keluarga kita.


Share:

Ketika anak mulai membangun reputasi, diusia berapa ya?

Hasil gambar untuk unggah foto anakPerkembangan teknologi sekarang, masyarakat bertumbuh dan bersosialisasi melalui jaringan nirkabel seperti internet. perlombaan membangun reputasi sosial berupa up date status, share foto, curhatan online, dsb. hal ini dianggap penting sebagian dari peningkatan reputasi seseorang dalam hidupnya.

ternyata anak pun, dalam hidupnya sudah mulai memperhatikan reputasi itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Reputasi adalah perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik; nama baik. jadi, dapat dikatakan anak sudah mulai melakukan tidakkan meningkatkan reputasi dirinya.

Menurut paparan profesor psikologi perkembangan di University of Chicago, dalamTrends in Cognitive Sciences dengan Alex Sha Tampaknya benar sekitar usia lima tahun, kita mulai terlibat dalam perilaku yang membutuhkan pemecahan masalah tertentu: mampu berpikir tentang, 'Jika orang ini melihat saya melakukan X, apa yang akan mereka simpulkan tentang saya?'" kata sisten
pandangan konsensus dalam psikologi adalah perhitungan sosial semacam ini terlalu rumit bagi anak-anak kecil untuk terlibat," kata mahasiswa doktor pemasaran di Wharton School of Business di University of Pennsylvania Ike Silver, dikutip dari Time.

Penelitian Shaw telah menunjukkan anak usia lima tahun berperilaku lebih murah hati ketika mereka tahu mereka sedang diawasi. Percobaan lain baru-baru ini menemukan anak-anak berusia enam tahun bertindak dengan lebih murah hati di sekitar orang-orang yang kemungkinan akan mereka lihat lagi, dibandingkan dengan mereka yang mungkin tidak akan ditemui di masa depan.

Baik secara sadar atau tidak sadar, anak-anak mulai memikirkan reputasi sejak dini. Mereka mencoba mengelola agar mendapatkan pengakuan baik di mata orang lain. Hal tersebut memang terlihat sedikit menyeramkan dan buruk untuk kesadaran diri terlalu cepat.

Jadi, anak akan melakukan sesuatu demi reputasinya, untuk itu diharapkan orang tua untuk aktif memberi perhatian lebih pada orang tua pada saat usia 5 tahun. jangan sampai kita lalai menjadikan anak kita kehilangan identitas mana yang baik dan mana yang kurang baik. anak harus tahu nilai-nilai dan identitas, orang tua memberikan arahan bahwa hal ini bisa dilakukan atau hal ini tidak perlu kita lakukan. 

semoga kita bisa mengaplikasikannya.
Share:

Berawal dari Keluarga

Manusia sebagai makhluk sosial tentu memiliki keterkaitan dengan orang lain, setelah manusia dilahirkan di dunia ini, manusia membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Sulit rasanya membayangkan manusia yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. 

ketika lahir itulah, kita mengenal adanya orang-orang yang membantu kita, baik itu kita sebut Ibu yang pertama kali menyelamatkan keberlangsungan hidup kita, ayah yang kemudian memberi support untuk menjalankan baik berupa kebutuhan yang tidak dapat di penuhi oleh ibu. tanpa salah satu support darinya tentu ada rasa timpang dalam keberlangsungan hidupnya.

keluargalah yang kemudian kita kenal punya peran besar dalam membantu kita menjalani kehidupan ini. keluarga pulalah yang akhirnya menjadi rumah mimpi kita dalam mewujudkan harapan dalam hidup. semakin baik peran yang dijalankan dalam keluarga tentu akan semakin baik pula kehidupan dibina dan dijalankan.

permasalahan yang dirasakan dalam kehidupan tentu menjadi pekerjaan bersama agar kehidupan kita kembali berjalan secara baik. contoh kasus dalam keluarga adalah seorang anak mampu mencapai cita-cita menjadi seorang doktor dalam bidang kedokteran ternyata ketika dia ingat bahwa ternyata keluargalah yang menyebabkannya menjadi seorang dokter. contoh yang tidak terlalu baik ketika ada seorang bapak yang ditangkap polisi kemudian di jebloskan kedalam penjara. ia merasa bahwa sebab kehancuran keluargalah yang menyebabkan ia masuk penjara.

semua bermula dari keluarga, hanya saja semua itu hanya sudut pandang saja, kalau kita balik kisah diatas tentu proses awal adalah keluarga, adalah benar bahwa keluargalah yang menjadi pondasi dasar dalam nilai-nilai kehidupan, namun keputusan dalam menjadi apa kita setelahnya adalah sebuah sikap yang kita ambil dalam kehidupan kita sendiri. 

Pepatah mengatakan hari ini adalah mimpi kemarin dan besok adalah mimpi hari ini, ungkapan ini rasanya bisa di benarkan bahwa kitalah yang menentukan mau jadi apa kita besok, lusa, dan kedepan. namun, tentu semua itu berawal dari penyatuan keluarga. 

keluarga yang notabenenya berhasil dalam kehidupan adalah hasil kerjasama dan keinginan kuat bersama dalam membangun kehidupan yang lebih baik. hancurnya keluarga adalah akibat tidak ada keinginan bersama untuk memperbaiki sebuah kondisi yang kurang baik. ibarat ban yang bocor harus ada yang berkorban untuk menambalnya, sebelum semua bagian motor ikut hancur karna satu lubang kecil.

Penutup dalam artikel ini, siapapun kita mau berhasil kita dalam kehidupan ini, mulailah memperbaiki kondisi keluarga anda. siapapun anda dalam keluarga anda. 
Share:

langkah ini bisa buat anak anda rajin membaca

Hasil gambar untuk anak membacaperkembangan teknologi menghasilkan banyak menggantikan peran dalam hidup kita. tak terkecuali teknologi menyebabkan perbedaan perkembangan mencolok pada anak. dahulu seorang anak ketika ingin bermain ia akan mencari teman, bermain bersama permainan tradisional atau mencari tempat berkumpul untuk bermain. ternyata hal itu memang jarang terjadi sekarang, peran gadget sudah banyak mengganti gaya bermain anak sekarang ini.
padahal kita menginginkan anak-anak kita untuk aktif melakukan kegiatan yang lebih positif seperti membaca. karena pada hakekatnya dengan membacalah wawasan tentang dunia bisa didapat, bukan gadget yang mungkin secara fungsi dasar lebih banyak memberikan wawasan di banding buku, akan tetapi  malah penggunaannya jauh dari esensi diadakannya teknologi itu sendiri.

berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua dilansir dari laman The Indian Express:

Perkenalkan Semenjak Kecil
Hasil gambar untuk anak membaca

Ada sejumlah besar buku yang tersedia yang dapat dinikmati bayi atau balita, buku kain, buku bertekstur, buku-buku papan atau buku-buku tahan air untuk dimainkan ketika mereka sedang mandi. Masing-masing buku ini memberikan pengalaman yang menstimulasi untuk anak dan memperkenalkannya ke dunia buku dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Saat ia semakin tua, perkenalkan dia untuk menggambar buku atau cerita lucu.

Baca dengan Keras

Hasil gambar untuk suara keras
Sisihkan 10 menit dari jadwal harian Anda untuk membaca. Cerita pengantar tidur biasanya berhasil membawanya ke tempat tidur tepat waktu, serta memperkenalkannya ke dunia imajinasi. Biarkan dia memilih cerita setiap malam. Jangan terkejut jika dia memilih cerita yang sama berulang kali, karena anak-anak suka pengulangan. Ubah suara Anda menjadi singa yang mengaum atau tikus melengking bernada tinggi.

Kelilingi Anak dengan Buku
Hasil gambar untuk buku
Jangan beli buku dan simpan di rak tinggi yang tidak bisa dijangkau. Anak Anda harus dapat melihat dan menyentuh buku setiap kali dia memilih. Jaga buku-buku ini sejajar dengan mata. Jika Anda memiliki ruang, buat sudut baca untuknya.

Jadilah Teladan.
Hasil gambar untuk teladan

Tidak masalah jika Anda membaca novel Dewi Lestari terbaru atau jika Anda membaca buku sejarah. Selama Anda memiliki buku di tangan, anak Anda akan merasa terdorong untuk mengambil buku sendiri. Temukan seorang penulis atau genre yang Anda sukai, dan luangkan waktu untuk membaca sendiri juga.

Tingkatkan Kosa Katanya

Hasil gambar untuk teladan

Mainkan permainan kata dengannya. Gunakan kata-kata deskriptif dalam bahasa sehari-hari Anda. Semakin banyak kosakata yang Anda gunakan saat berbicara dengannya, semakin besar kata-kata yang akan ia miliki ketika ia akhirnya mulai membaca. Kemudian, ketika menemukan sebuah kata, dia akan tahu apa artinya ketika telah mendengarnya sebelumnya.

Jangan Berhenti Membaca untuk Anak
Hasil gambar untuk membacakan anak

Begitu seorang anak belajar membaca, orang tua cenderung berhenti membaca keras kepada mereka. Ubah buku yang Anda baca kepadanya. Pilih buku yang sesuai dengan usia, dan gunakan ritual cerita tidur Anda untuk membacakan sebuah bab untuknya. Imbaulah dia untuk membaca bab berikutnya, dan memberi tahu Anda apa yang terjadi.

siapkan anak sedini mungkin, sehingga ketika sudah besar anda tidak perlu lagi kesulitan mengarahkannya. semoga artikel ini bermanfaat.


Share:

Hal yang membuat peran orang tua tak tertukar gadget

Hasil gambar untuk anak bermain gadget
Anak yang asik bermain Gadget membantu orang tua ketika sedang sibuk dengan aktifitas lain dirumah. sudah lumrah pada masyarakat di era serba digital sekarang ini mengandalkan gadget untuk keperluan anak, bahkan usia anak yang menggunakan gadget sekarang ini semakin hari semakin belia. sudah tak heran lagi, anak 1 tahun dapat menonton gadget padahal di sekitarnya ada anak yang sedang menggunakan gadget.

orang tua selaku pengayom anak kadang tidak mengetahui dampak langsung, karena memang secara fakta perkembangan internet sinkron seperti sekarang ini atau dapat di sebut era smartphone belum ada anak yang mencapai usia dewasa. namun, tentu para pakar dalam hal ini tidak tinggal diam, psikologi yang berbicara tentang gejala, agama yang mengatur tentang kehidupan seseorang sudah banyak memberikan gambaran akan dampak buruknya.

para pemilik perusahaan teknologi sendiri tidak dengan gampangnya memberikan gadget pada anaknya. mungkin sebagian kita akan bertanya, bagaimana bisa padahal mereka menjualnya dipasar bebas. bill gates tidak ingin anak nya bermain gadget sebelum usia 14 tahun, steve jobs tidak akan memberikan gadget untuk anaknya walaupun hanya sekedar menelpon untuk menanyakan tugas untuk anaknya. perhatikan para tokoh sukses ini, mereka merasakan dampak buruknya, dan kita sebagai orang tua harusnya dapat merasakan perubahan sikap anak setelah menyaksikan dan memainkan gadget.

timbul pertanyaan bagaimana dengan kondisi sekitar dimana anak-anak di sekitar tempatnya bermain menggunakan gadget. tentu sebagai orang tua kita tidak boleh kalah pintar dengan hal tersebut. perlu pengawasan dan kita harus tahu konten apa yang di konsumsi anak. langkah-langkah seperti mendengarnya bercerita menanyakan apa saja yang ia saksikan, dan waktu yang ia lalui membantu kita mengetahui secara pasti kondisi anak kita. 

semoga share ini membantu para orang tua menyelamatkan generasi ini dari pengaruh buruk gadget.
Share:

Thursday, April 12, 2018

Orang terkaya mengajarkan Anaknya.


Dunia anak dan remaja adalah dunia terbaik yang dimiliki oleh insan manusia, dimasa ini anak-anak akan banyak mengalami perubahan diri dan pengalaman yang tak terlupakan. Masa anak dan remaja seseorang menentukan kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Siapa yang berhasil melewati masa ini akan menjadi generasi emas bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menyelamatkan generasi mudanya.
Ternyata orang-orang terkaya didunia melakukan pendidikan yang terbaik pada anaknya. Pendidikan terbaik yang diberikan ternyata tidak dengan memberikan teknologi sebebas-bebasnya pada anaknya. Nah kalian remaja hati-hati ya menggunakan teknologi karna ternyata remaja – remaja yang ayahnya kaya raya tidak diberikan teknologi seperti handphone dan android tercanggih.
Inilah beberapa orang terkaya yang memberikan pendidikan terbaiknya justru tidak dengan gadget yang super canggih. Ini layak kita contoh agar kita sebagai penerus generasi bangsa ini tidak di makan perkembangan zaman, malah justru harusnya memimpin dan menggerakkan zaman itu sendiri.

1.    Bill Gates si penggagas Microsoft

Siapa yang tak kenal Bill Gates, ia adalah orang terkaya didunia. Bill gates selama bertahun-tahun ia bertengger di urutan pertama dalam daftar orang paling kaya di dunia. Meskipun ia di Drop Out dari kampusnya namun ia merupakan bos dan pendiri dari Microsoft sebuah perusahaan perangkat Lunak terbesar di dunia.
Bernama lengkap William Henry Gates III atau lebih dikenal dengan nama Bill Gates dilahirkan pada 28 Oktober 1955, di Seattle, Washington. Bill Gates adalah adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya William Henry Gates adalah seorang pengacara perusahaan yang punya banyak relasi di kota. Sedangkan ibunya Mary Maxwell seorang pegawai First Interstate Bank, Pacific Northwest Bell dan anggota Tingkat Nasional United Way.
Bill gates sendiri mengajarkan anaknya bahasa pemrograman sama seperti dirinya. Ia mengajarkan anaknya agar dapat meneruskan perusahaan yang di kembangkannya dan membuatnya menjadi kaya raya. Namun, bukan tanpa aturan anak-anaknya tetap tidak boleh menggunakan handphone oleh ayahnya sendiri. Bill gates sendiri tidak melarang 100% anaknya menggunakan handphone, anaknya boleh menggunakan hanya untuk menelpon temannya dalam rangka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau pendidik disekolahnya.
Selama menggunakan handphone tersebut, bill gates selalu memerintahkan untuk berada dalam pengawasan orang dewasa. Ini contoh penting dalam kehidupan, kadang kita merasa bahwa orang kaya punya segalanya dan punya kebebasan, padahal dalam kenyataannya mereka punya aturan. Tidak seperti generasi sekarang yang main handphone sampai larut malam, tanpa mengindahkan batas – batas budaya ke-timuran-an. Mudah-mudahan kita termasuk anak-anak seperti anaknya bill gates ini ya.
2.    CEO 3D Robotics dan Drone Chris Anderson
Chris Anderson adalah seorang enterpreneur handal, dan dunianya adalah tentang teknologi, gak tanggung-tanggung beliau mengembangkan ilmu tentang robotics dan drone yang harganya sangat mahal. Beliau bisa dibilang ahli dalam bidangnya dan tentu punya keluarga dan anak-anak yang berusaha ia didik menjadi generasi yang seperti dirinya.

Anak-anak Chris Anderson dididik untuk tidak memiliki ketergantungan terhadap ponsel pintar. Sebisa mungkin, sang orang tua meminimalisir penggunaan ponsel dan laptop pada anak mereka. Alasannya simpel, ia tidak ingin anaknya melihat konten-konten erotis dan berbau kekerasan yang tersebar luas di internet. Dari pada mengontrol internet yang lebih banyak unsur negatifnya, kita orang Indonesia sebagai orang dengan budaya ketimuran harusnya lebih baik untuk meniru langkah Anderson untuk melakukan upaya pencegahan ini.



3.    Alex Constantinople, dari Outcast Agency

CEO partner bisnis IT terbesar sedunia ini malah lebih disiplin lagi dalam penggunaan handphone untuk anaknya. Anak tertua dibatasi 30 menit untuk mengakses handphon edalam sehari. Sedangkan adiknya justru hanya boleh mengakses handphonenya pada akhir minggu saat libur sekolah. Wah, ketat juga ya aturannya.


4.    Penggagas Twitter dan Pyra Labs, Evan Williams
Kedua anak Evan Williams sama sekali tidak pernah dibelikan iPad oleh orang tuanya. Kalau yang lain punya gawai namun diberikan akses terbatas, keluarga ini bahkan nggak membelikan gawainya. Dibandingkan gawai, Evan lebih memilih buku. Rak-rak di rumah Evan dipenuhi buku-buku yang berguna untuk anaknya. Dari buku tersebutlah kedua anak Evan mendapatkan informasi dan pembelajaran.
5.    Steve Jobs si Boss Apple
Mungkin sebagian besar orang akan berpikir: wah enak ya jadi anaknya Steve Jobs, kalau mau iPhone keluaran terbaru nggak perlu antri dan ngecamp di depan Apple store. Nyatanya pemikiran itu salah besar. Anak-anak Jobs justru dibatasi dalam penggunaan gawainya. Bahkan mereka tidak memiliki iPad. Jobs ingin anak-anaknya lebih memaknai percakapan real-life tanpa handphone. Keluarga ini sangat senang menghabiskan waktu sore dengan bercakap-cakap di sore hari dan ketika makan malam.

Share:

Pentingnya orang tua membangun minat baca.


Menumbuhkan minat baca pada anak tidak terlalu sulit, tapi juga tidak terlalu mudah. Anak yang punya kecenderungan mengikuti apa yang dikatakan, apa yang dilakukan, apa yang di lihat dalam kehidupannya dari sekitar akan mudah menyukai minat membaca apabila orang disekitarnya juga memiliki kebiasaan dan minat untuk membaca. namun, apabila disekitar lingkungannya orangtuanya tidak terbiasa membaca tentu akan sulit untuk anak ikut juga mempunyai minat membaca.
Orang tua dinilai tidak sekadar menyodorkan buku saja, namun juga perlu mengambil peran dan terlibat pada baca anak. orang tua harus bisa memberikan tauladan agar anak memiliki minat dalam membaca buku dan terbiasa dengan hal-hal yang berkaitan dengan literasi.
Ada tiga hal yang setidaknya bisa dilakukan untuk memancing minat baca anak yang sulit ditolak mereka yakni story telling, permainan, hadiah. story telling mendidik anak untuk mau bercerita, berani mengeluarkan isi pikiran anaknya. coba anak diminta untuk bercerita maka ia akan senang apabila. permainan tidak melulu berkaitan dengan hal-hal diluar rumah atau mainan anak, melainkan dapat juga berkaitan dengan membaca buku, bercerita sambil bermain, dll. terakhir adalah Hadiah, anak mana yang tidak ingin mendapatkan hadiah apalagi dari orang tuanya, tentu hadiah berupa buku akan menyenangkan  anak dan membuat anak semakin baik dalam membaca.
Literasi itu bukan sekadar baca tulis. Justru melalui baca tulis hal itu merupakan gerbang awal untuk memasuki literasi. ya, literasi diartikan membuka wawasan anak dengan literasi, sehingga anak dapat berkembang lebih baik dalam kehidupannya, dan memiliki bekal dalam hidupnya
orang tua juga perlu mengajak anak melakukan diskusi terkait buku yang mereka baca, jadi anak akan merasa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang menarik perhatian orang tuanya. psikologis anak selalu ingin mendapatkan perhatian orang tuanya, jadi kesenangan yang besar kalau kita mampu menjadi pendengar yang baik untuk anak kita. sehingga literasi dapat tumbuh dalam diri anak dengan sendirinya.
sekian 

Share:

Main Handphone, ternyata membuat Psikomotorik anak menjadi lambat

Teknologi semakin berkembang pesat saat ini, perkembangannya mencakup ke semua usia tanpa terkecuali termasuk anak-anak. karena itu, orang tua perlu memperhatikan kondisi anaknya dalam mengakses teknologi terutama gadget dan handphone. karena, untuk anak di bawah 5 tahun saja hari ini sudah sangat fasih bermain teknologi terutama handphone. 
kebanyakan orang tua tidak menyadari dampak buruk dari penggunaan handphone pada usia di bawah 5 tahun. padahal, anak di bawah lima tahun secara psikologi sedang banyak melakukan gerak dan permainan, belajar mengenal lingkungan, dan bersosialisasi dengan teman sejawat. bisa dibayangkan apabila hal tersebut di ganti dengan teknologi handphone yang ternyata mengurangi gerak anak. memang terlihat anak yang bermain gadget terlihat lebih tenang, namun ternyata banyak dampak negatif yang dirasakan salah satunya adalah Psikomotorik anak yang kurang terasah.
diantara perkembangan psikomotorik anak yang harus kita ketahui adalah :
1. Peniruan
anak pada pada dasarnya adalah peniru handal, kalau anak tidak memperhatikan dunia sekitar, karena sedang sibuk dengan handphone kita bermain game edukasi misalnya. tentu kesempatan untuk meniru tindakan baik kita akan terlewat dengan percuma, dan ini adalah kerugian yang besar.
2. Penggunaan konsep ( manipulasi)
Lihatlah ketika anak kita bermain di tanam atau dimanapun, ia akan menggunakan alat apapun untuk mendukung imajinasinya. misalnya ia pakai ember untuk menggambarkan bahwa ia sedang naik perahu. atau ia merobek kertas untuk bermain uang-uangan, hal ini dikhawatirkan akan sulit berkembang seandainya anak-anak kita sibuk bermain gadgetnya. 
3. Ketelitian
anak kita pada dasarnya sangat teliti, ia akan ingat apa yang kita katakan. padahal bisa jadi kata itu keluar dari diri kita tanpa kita sadari. anak akan ingat apa kebaikan kita dan cara kita memeluknya dan menyayanginya. hal ini akan hilang kalau kita pasrahkan anak kita hanya dengan handphone nya.
4. Perangkaian
Perangkaian adalah suatu keterampilan untuk merangkaikan bermacam- macam gerakan secara berkesinambungan. Gerakan artikulasi ini menekan- kan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda.
agak rumit, namun perangkaian ini seperti anak suka menulis bukan, mencorat-coret dsb. pada dasarnya apa yang ia garis adalah sebuah rangkaian ide, namun kita tentu belum bisa membacanya. hal ini lah yang menjadikan ia mampu bermain dengan konsepnya kelak. hal ini lah yang belum bisa di gantikan gadget.
5. Pengalamiahan
anak cenderung bertindak alami tanpa ada rekayasa sedikitpun, begitulah fitrah anak dan menjadi hal yang penting dalam diri anak. jadi handphone pada dasarnya mengganggu diri si anak untuk bertindak alami secara wajar anak-anak. coba kita perhatikan sekitar kita, anak zaman sekarang ternyata banyak mengalami pendewasaan lebih cepat dari pada semestinya karena terpapar gadget di sekitarnya.

kelima hal ini akan sangat mudah terganggu dengan adanya gadget atau handphone, karena anak akan cenderung suling mengasah psikomotirik dasar ini pada anak. alangkah bijaknya kalau kita sedini mungkin menjauhkan handphone dan gadget kita dari jangkauan anak demi menyelamatkan masa depan mereka.
Share:

Apa peran ibu sebenarnya?


Hasil gambar untuk peran ibu

setiap manusia punya peran tak terkecuali dalam keluarga, diantara peran itu adalah peran orang tua, setiap orang tua tentu berharap apa yang di lakukan nya adalah yang terbaik bagi anak-anak serta pasangannya. semakin memahami peran dalam keluarga semakin baik lah keluarga tersebut.
diantara peran keluarga diantaranya adalah peran ibu. tentu selaku anak kita mengetahui bahwa ibulah yang paling dekat dengan kita, ibu punya peran utama dalam mendidik anak serta menjaga anak. berikut adalah peran ibu menurut situs : dosenpsikologi.com diantaranya adalah :

-Ibu sebagai Seorang Manajer Keluarga
Ibu sebagai seorang manajer keluarga yang memiliki wewenang dalam mengatur semua hal yang terjadi dalam keluarga. Ibu sebagai seorang manajer juga bertugas menyatukan anggota keluarga dan menyelesaikan masalah yang ada. Ibu mengatur segala kebutuhan, perencanaan, penyelesaian masalah, keuangan, dan banyak hal lainnya.
-Ibu sebagai Seorang Pendidik
Sosok seorang ibu juga berperan dalam hal pendidikan untuk anggota keluarga. Pendidikan yang dimaksud adalah apa yang diajarkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Anak paling dekat dengan ibu. Penanaman pendidikan dilakukan sudah sejak dini. Ibu juga paling mengerti karakter anak sehingga mampu memberikan pendidikan yang sesuai.
-Ibu sebagai Seorang Psikolog bagi Anak dan Keluarga
Ibu menjadi seorang psikolog yang memperhatikan tumbuh kembang anggota keluarganya mulai dari tumbuh kembang kejiwaan, karakteristik, perilaku yang dilakukan setiap anggota keluarga. Kejelian ibu memperhatikan hal tersebut digunakan untuk memberikan masukan apabila ada tingkah laku yang menyimpang dan agar setiap anggota keluarga tumbuh menjadi manusia yang baik di lingkungan masyarakat. Ibu juga memastikan anak tumbuh dengan karakter dan jiwa yang baik dan berguna untuk orang lain
-Ibu sebagai Perawat
Ibu juga merupakan sosok yang paling peduli tentang kesehatan anggota keluarganya. Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk menjaga kesehatan keluarganya. Ibu memberikan nutrisi yang cukup agar anggota keluarga tidak jatuh sakit. Dan pada saat sakit, ibu merawat tanpa lelah untuk memperbaiki kesehatan anggota keluarganya. Ibu memberikan perawatan secara menyeluruh dan mengatur banyak hal dari menyeka, mengganti baju, menyuapi makan dan minum, mengingatkan minum obat dan membawakan obat.
-Ibu sebagai Seorang Koki
Ibu sebagai koki hebat dalam keluarga. Ibu berperan menghidangkan makanan yang enak dan sehat untuk keluarga setiap harinya. Selain memasak makanan utama, ibu juga menyiapkan cemilan, makanan penutup, dan hidangan lainnya. Ketrampilan ibu dalam hal ini tidak perlu ditanyakan. Masakan ibu selalu menjadi yang ter-enak dan dirindukan oleh anggota keluarga. masakan ibu dirasa memiliki cita rasa yang khas dan tidak ada orang lain yang bisa memasak seenak masakan ibu.
-Ibu sebagai Pelindung
Ibu juga berperan sebagai pelindung baik secara fisik maupun mental dan emosional. Ibu sebagai pelindung mental dan emosi siap mendengarkan cerita kehidupan tiap anggota keluarganya dan memberikan masukan positif yang selalu berisi dukungan dan nasehat. Ibu juga sebagai seorang pelindung secara fisik, tidak akan suka jika anaknya dilukai oleh orang lain dan membatasi anak untuk tidak bergaul dengan orang- orang yang salah. Pembatasan ini ditujukan untuk hal yang baik agar anak tidak salah pergaulan.
-Ibu sebagai Panutan
Ibu merupakan sosok panutan yang selalu kuat. Ibu juga menanamkan nilai nilai keagamaan dan nilai kemanusiaan pada anak. Ibu sebagai panutan juga diperlihatkan dari aktivitas yang dilakukannya. Sosok ibu yang baik memberikan panutan positif pada anak untuk meniru perbuatan baik tersebut.
-Ibu sebagai Akuntan Keluarga
Ibu mengatur semua pemasukan dan pengeluaran dalam rumah tangga. Ibu mengatur finansial keluarga dengan sangat rapi agar semuanya terencana dan keuangan keluarga menjadi stabil. Ibu juga yang mengetahui pembatasan penggunaan keuangan untuk hal yan gpenting atau tidak sehingga memiliki wewenang untuk membatasi hal tersebut.
-Ibu sebagai Motivator Keluarga
Ibu sebagai seorang motivator. Ibu selalu memberikan dukungan pada setiap anggota keluarganya selama hal tersebut dinilai positif. Ibu juga memberikan semangat tiada batas untuk mendukung perkembangan anaknya menjadi sosok sosok yang luar biasa. Ibu juga yang membangkitkan semangat anak saat mereka putus asa atau tidak memiliki tujuan.
-Ibu sebagai Dokter Keluarga
Ibu sebagai dokter keluarga mengetahui tanda- tanda anggota keluarga yang akan sakit. Ibu akan memberikan obat yang terbaik untuk anggota keluarga yang sakit. Ibu menemani berobat dan mengurus segala keperluan pengobatan. Ibu memperhatikan perbaikan atau perburukan kondisi dan memiliki alternatif pengobatan dari berbagai sumber.
-Ibu sebagai Fashion Ddesigner
Ibu juga sangat memperhatikan tentang apa yang sedang dikenakan oleh semua anggota keluarganya. Ibu memperhatikan apakah pakaian yang digunakan anak dan suami sudah sesuai, apakah cukup bersih dan wangi, apakah masih bisa digunakan atau perlu baru.
-Ibu sebagai Interior Designer
Ibu mampu mengatur pembagian ruangan, design rumah, tata letak inferior rumah, dan jenis barang- barang yang dibutuhkan dalam rumah agar rumah tampak nyaman untuk beraktivitas. Semua unsur diperhatikan dari mulai keindahan, keleluasaan gerak di dalam rumah, dan manfaatnya bagi semua anggota keluarga.
-Ibu sebagai Sekertaris
Ibu juga bisa berperan sebagai seorang sekertaris profesional. Ibu mengenal dengan baik kebutuhan dalam rumah dan kebutuhan setiap anggota keluarga dan mempersiapkannya dengan baik. Ibu juga mengetahui seluruh jadwal aktivitas anggota keluarga. Dia tahu kegiatan apa saja yang akan dilakukan anak dan suami di luar rumah, dimulai pukul berapa dan selesai pukul berapa. Ibu juga mengatur jam berapa meraka akan sampai rumah dengan tepat waktu.
-Ibu sebagai Ahli Perbaikan
Ibu adalah seorang perempuan yang bisa melakukan banyak hal termasuk hal yang seharusnya dilakukan oleh laki- laki. Ibu bisa memperbaiki berbagai macam barang yang rusak atau menemukan solusi untuk perawatan perabotan rumah tangga. Ibu juga mampu memperkirakan kualitas dan ketahanan barang untuk digunakan.

tentu bukan berarti ibu lah yang harus melakukan hal diatas secara keseluruhan, melainkan perlu bantuan kita selaku anggota keluarga agar kehidupan kita menjadi lebih harmonis.
Share:

Komentar

Artikel Populer

promote

About Me

My photo
saya Adalah guru, dan setiap kita adalah guru