Wednesday, April 25, 2018

Hentikan Perilaku memukul pada anak

Hellosehat.com
Baru-baru ini di daerah Banyumas Ada oknum guru yang melakukan penamparan pada siswanya. kejadian ini sempat menjadi viral di media sosial akibat kejadian tersebut di videokan oleh salah satu siswa dikelas. Banyak orang menyayangkan kejadian tersebut dilakukan oleh seorang terdidik yang disebut guru, tentu contoh tersebut tidak menggeneralisir bagi para guru di Indonesia.

Bentuk kekerasan pada siswa dan murid mungkin bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. budaya mendidik dengan dalih kekerasan sudah banyak terjadi di Indonesia. Kekerasan Sendiri dimaksudkan oleh sebagian guru untuk mendidik anak nya agar lebih disiplin dan tidak lembek ( lemah) dalam proses belajar. Tentu, berbagai dalih dalam mendidik anak banyak di utarakan, namun tentu perlu ada kewaspadaan karena kekerasan pada anak secara psikis dan mental tentu akan berpengaruh besar pada anak.

Kekerasan sendiri menurut Fritjof Chapra di dalam bukunya The Turning Point, menyebut kekerasan sebagai “penyakit peradaban”. Fritjof Chapra membaca patologi sosial ini (kekerasan), sebagai bias dari anomali ekonomi dan krisis budaya. Dari perspektif ekonomi, kekerasan lahir dari keterdesakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. 

Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap seseorang. 

Penyakit peradaban ini tentu bisa di atasi dengan keseriusan seluruh elemen dalam masyarakat dalam menyikapi kekerasan terutama dalam dunia pendidikan. Masyarakat tentu perlu lebih cerdas dalam melihat pemberitaan di Media Sosial, karena dalam sebuah berita viral minim sekali 5W+1H. sehingga sebuah pemberitaan yang sangat cepat tanpa ada proses editing sangat besar menghadirkan Hoax pada pemberitaanya.

Namun, tentu kita sebagai masyarakat harus menghentikan praktek kekerasan kepada siswa di sekolah terutama yang dilakukan oleh Oknum Guru. Selain itu juga masyarakat harus memberikan perhatian pada sosok guru yang sudah bekerja keras dengan pendapatan pas-pas an yang diterimanya. Seperti Ahmad Budi Cahyono SMAN 1 Torjun (SMATor), kabupaten Sampang meninggal usai dipukul siswanya sendiri. Ini Merupakan contoh fatal dari tindakan siswa, belum lagi tindakan orang tua, bahkan masyarakat pada guru yang menilai guru tidak boleh salah.

Porsi seimbang dalam melihat, mengomentari, bahkan memberi penilaian sebuah kasus terutama contoh diatas menjadi hal mendasar bagi perkembangan pendidikan kedepannya di Indonesia. pendidikan di Indonesia harus bersih dari bentuk kekerasan diluar dari pada aturan yang lebih humanis dalam mendidik manusia. Manusia tentu bukan binatang yang harus di pecut agar mengerti, memahami psikologis perkembangan bagi para guru juga menjadi hal yang utama untuk menghindari bentuk justifikasi bagi perilaku siswa.

akhirnya, kasus-kasus diatas tentu tidak diharapkan terjadi pada diri kita dan keluarga terdekat kita. perhatian yang diberikan pada keluarga kita dapat mencegah secara diri kekerasan yang terjadi di sekolah. menanyakan kabar anak ketika pulang sekolah, apa yang dikerjakan, apa yang menarik selama belajar tentu menjadi deteksi dini dari kekerasan disekolah. Sementara, peningkatan kesejahteraan guru baik secara ekonomi dan spiritual guru menjadi hal yang wajib di tengah upaya meningkatkan karakter bangsa saat ini.

semoga bermanfaat.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Komentar

Artikel Populer

promote

About Me

My photo
saya Adalah guru, dan setiap kita adalah guru